Lenterasultra.com-Diusianya yang sudah uzur, La Masi masih rajin bekerja. Hampir setiap hari, dia melakukan aktivitas menyadap air pohon enau untuk di jadikan kameko, minuman keras (Miras) tradisional Muna.
Minggu (27/5), pria 79 tahun kembali melakukan rutinitasnya itu. Bahkan sebelum berangkat, La Masi lebih dulu pamit kepada keluarganya. Namun, kepergian warga Lapodidi, Kecamatan Kontunaga menyadap enau akhir pekan itu, menjadi aktivitas terakhirnya.
Setelah dua hari meninggalkan rumah, La Masi ditemukan sudah menjadi mayat. “Saat ditemukan, posis mayat berada tepat dibawah pohon aren,” kata Kapolres Muna AKBP Agung Ramos Parentongan Sinaga. Kapolres menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat tersebut, namun hasil penyidikan sementara di TKP (Tempat Kejadian Perkara), pihaknya belum menemukan tanda tanda kekerasan. Dugaan sementara, korban meninggal akibat jatuh dari tangga saat menaiki pohon aren.
Kapolres menambahkan, pihaknya juga sudah memeriksa saksi terkait penemuan mayat tersebut. Mayat La Masi, pertama kali ditemukan La Pundu, Selasa (29/5) sekira pukul 09.00 Wita. Saat itu, La Pundu hendak ke kebunnya di Desa Lapodidi melewati jalan usaha tani Desa Bungi.
Dalam perjalanan, La Pundu melihat korban dibawah pohon enau. Saat di dekati, La Masi ternyata sudah tidak bernyawa. Merasa panik dengan temuannya itu, La Pundu kemudian menyampaikan kepada rekannya, La Ode Winto.
Mereka kemudian menuju rumah anak korban, La Ndofani untuk memberikan informasi terkait ayahnya, setelah itu mereka bertiga bersama-sama menuju lokasi penemuan korban. Temuan mayat ini kemudian dilaporkan ke polisi, dan dilakukan olah TKP dari Polres Muna. (Yadhi)