Lenterasultra.com-Penyakit difteri merenggut korban jiwa di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Satu orang anak Is (samaran), menjadi sasaran ganasnya penyakit menular akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang bagian selaput lendir (mucus) pada tenggorokan dan hidung itu.
Is dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (26/5) dini hari, di Rumah Sakit Palagimata, Kota Baubau. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Is yang diidentifikasi berdomisili di Desa Hendea, Kecamatan Sampolawa, sempat dirawat di rumah sakit Palagimata selama kurang lebih 30 jam.
La Ode Arifin, kepala Dinas Kesehatan Buton Selatan, membenarkan ada warga di wilayah kerjanya yang meninggal akibat suspect difteri. “Korbannya anak berusia sembilan tahun. Dan sudah dimakamkan di desanya (Hendea),” katanya.
Arifin mengaku, sebelum meninggal, Is sempat dirawat di Puskesmas Wakokili Buton Selatan. Setelah itu dirujuk di RS Palagimata. Arifin belum memastikan apakah Is anak berusia 9 tahun tersebut, merupakan korban pertama terserang difteri, atau sudah ada korban lain yang mengalami hal yang sama. Sebab, sampai kasus difteri ini muncul, dirinya tidak pernah mendapatkan laporan.
Bahkan kasus difteri yang menyerang Is ini, baru diketahui Arifin setelah ada laporan dari pihak rumah sakit Palagimata. Namun begitu, agar kasus tersebut tidak terulang dan bisa dicegah, Arifin sudah memerintahkan personilnya di Dinas Kesehatan Busel dan Puskesmas Sampolawa untuk turun di Desa Hendea guna melakukan penyuluhan intensif serta melakukan pengobatan. (yadhi)