Anggaran Tidak Ada, Mega Proyek Pasar Modern Laino Terbengkalai

Mantan Bupati Muna, L.M Baharuddin saat meninjau pembangunan pasar modern Laino. (Ery)

Lenterasultra.com-LM Baharuddin sangat menginginkan ada pasar modern di Laino. Makanya, saat dia menjabat Bupati Muna, rencananya itu direalisasikan. Pusat perkulakan di dalam ibukota tersebut dibangun di tahun 2015. Anggaran yang dikucurkan pun tidak sedikit yakni sekitar Rp 25 Miliar. Namun sayang, pasca Baharuddin gagal menjadi Bupati Muna diperiode kedua, pasar modern yang dia angan-angankan itu juga terhambat dan tidak pernah rampung hingga awal Mei 2018 ini.

Minggu (6/5) sore kemarin, Bupati Muna periode 2011-2016 menyempatkan diri mengunjungi mega proyek yang dirintis di era kepemimpinannya itu. Dokter sapaan akrab Baharuddin mengaku prihatin dengan kondisi bangunan pasar modern Laino, yang penyelesaiannya masih terkatung-katung.

Bayangkan, sejak dibangun tiga tahun lalu, tidak ada satupun penambahan infrastruktur. Padahal sudah dua bupati yang memimpin di Muna. Bangunan yang ada, hanya gedung yang dibangun di masa pemerintahannya.

“Saya ingin pasar ini harus dituntaskan. Selaku, ketua PAN, saya akan perintahkan fraksi PAN didewan untuk mengawal proses penganggaran untuk menuntaskan pasar modern. Sudah cukuplah masyarakat pasar menderita dengan kondisi pasar yang tidak sehat ini,” kata Baharuddin saat mendatangi pasar modern Laino.

Ketua DPD PAN Muna ini menambahkan, pasar merupakan kebutuhan dasar yang mesti jadi perhatian serius pemerintah setempat. Sebab, pasar simbol dari majunya perekonomian suatu daerah. Baharuddin juga memberikan penguatan terhadap semua pedagang pasar untuk tetap bersabar. Dia juga mengatakan, meski dirinya sudah tak menjadi Bupati lagi, tapi soal kebutuhan masyarakat banyak dan mendesak di Bumi Sowite, menjadi perhatian semua pihak. “Ini akan jadi perhatian kita semua. Jadi bersabar,” pintanya.

Sebenarnya, Bupati Muna LM Rusman Emba juga berkeinginan agar pasar modern Laino segera tuntas. Tapi, dia pesimis bisa rampung dalam waktu yang cepat. Penyebabnya, dana dari APBD tak cukup dan sangat terbatas.

Rusman, sadar hal itu prioritas dan mendesak. Makanya, berbagai macam kebijakan dan strategi dilakukan untuk menggenjot perampungannya. Termasuk, peminjaman duit lewat BPD. Sayangnya, DPRD Muna tidak sepakat dengan rencananya itu.

“Sebenarnya bisa didukung pendanaannya lewat skema peminjaman anggaran di BPD. Tetapi DPRD belum memberi restu terhadap hal itu. Kita mau paksa (bangun) lewat APBD juga sulit karena anggaran kita devisit,” kata Rusman.

Menurutnya, jika DPRD menyetujui peminjaman dari BPD, bukan hanya mega proyek pasar modern Laino yang akan dituntaskan, tapi beberapa proyek lain yang mendesak di Muna bisa dirampungkan dalam tahun ini.

“Bagaimana kita bisa bangun Muna kalau di halang-halangi. Lihatlah ke depan. Jangan selalu berpikir kebelakang. Hanya dengan begini pembangunan di Muna bisa ada. Olehnya itu saya mengajak kita semua, termasuk DPRD untuk membangun Muna. Sebab, yang dihadapi bukan kepentingan sendiri melainkan kepentingan masyarakat Muna secara umum.” pungkas mantan senator DPD RI ini. (ery)

mantan bupati zona sultraPasar