LENTERASULTRA.com-Muna di masa lalu, pernah sangat terkenal sebagai jazirah jati. Tapi 10 tahun terakhir, citra itu memudar seiring makin kecilnya populasi kayu kelas 1 itu di Bumi Sowite. Untungnya, kerinduan akan lebatnya belantara Muna dengan jati kini sedang diretas seorang tokoh daerah itu bernama Rifai Pedansa.
Politisi sekaligus pengusaha itu kini sedang melakukan revolusi penanaman jati berbasis teknologi. Ia mendatangkan ahli botani dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyemai bibit-bibit jati yang bermutu tinggi dan masa tanam yang singkat. Sebuah laboratorium jati ia bangun di perkebunannya di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano.
Istimewanya, Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi yang baru pertama kali berkunjung ke Muna, menyempatkan diri menyambangi tempat Rifai Pedansa meretas kebangkitan jati Muna itu. Pejabat Kemendagri itu terkagum-kagum melihat ruangan di laboratorium berisi bibit-bibit jati unggul yang dikelola dengam proses kimiawi.
Teguh juga diajak melihat presentase pengelolaan kayu jati yang sangat mencerahkan. Rifai Pedansa sangat yakin bahwa bisnis kayu jati sangat prospektif. Masyarakat bisa sejahtera dengan bisnis menggiurkan ini. Keuntungannya cukup fantastis. Berdasarkan hitungan, dalam pengelolaan 2000 hektar bisa menghasilkan uang hingga Rp 5 Triliun.
Masyarakat maupun profesi lainnya bisa berinvestasi dengan bisnis tersebut. Dengan pengembangan Laboratorium masa panen kayu bisa dipangkas cukup dalam. Jika sebelumnya memanen hingga puluhan tahun maka dengan proses laboratorium, jati dipanen hanya sampai delapan hingga 10 tahun.
Kedatangan Teguh di Muna disambut langsung Bupati Rusman Emba di Tampo. Sang Sultra-1 menempuh perjalanan laut menggunakan speedboat milik Pemerintah Provinsi Sultra. Rusman yang juga ikut melihat dari dekat laboratorium jati itu sangat apresiasi dengan yang dilakukan tokoh senior Tana Wuna tersebut. Ia mendukung secara penuh dan apresiatif dengan proses pembibitan yang mengesankan.
“Saya apresiasi. Terima kasih Pak gubernur sudah meluangkan waktunya melihat pembibitan jati, meski ada beberapa agenda penting,” salut Rusman saat mendampingi Pj Gub melihat lokasi pembibitan, Jumat (20/4).
Rusman menjelaskan, hutan terbesar di Indonesia bagian timur, ada di Muna. Makanya, dengan adanya pembibitan ini, kejayaan Muna akan hasil hutannya berupa jati, bisa dilestarikan kembali. “Hutan jati sudah mulai habis. Peran Pemda bagaimana kedepannya menstimulus untuk mengembalikan identitas itu. Makanya, kita berharap juga agar prospeknya, bisa terealisasi secepatnya” jelasnya sembari berharap agar ada progress.
Suami Yanti Setiawati ini mengakui, bahwa pengelolaan hutan menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Kendati demikian, Pemkab tetap bekerja sama untuk bagaimana hutan tetap lestari. Sebagai tindaklanjut, kata mantan Ketua DPRD Sultra ini, dalam waktu dekat ini, ada penanaman 10 ribu pohon yang difokuskan pada hutan gundul.
Sementara Pj Gubernur Sultra Teguh Setiabudi juga memberikan apresiasi terhadap pihak swasta atas terobosan genetik pembibitan jati. Dalam kesempatan itu, Pj diberikan breafing oleh petugas laboratorium atas rekayasa genetik pembibitan jati tersebut. (ery)