Ali Mazi Prihatin dengar Ada Aksi Kekerasan di Posko Asrun

Ali Mazi (kanan) didampingi salah seorang tim pemenangannya, Abidin Ramli saat memberikan keterangan pers soal aksi kekerasan di Posko Asrun, Jumat (30/3) dini hari lalu

LENTERASULTRA.com-Keributan yang berujung adanya aksi kekerasan di areal posko pemenangan pasangan Asrun-Hugua, Jumat (30/3) dinihari lalu kini masih jadi bahasan utama di linimasa berbagai media sosial. Sebagai teman bersaing di Pilgub, Ali Mazi menyampaikan keprihatinannya atas insiden yang mencederai jalannya proses demokrasi yang sudah berjalan damai, selama ini.

Calon Gubernur Sultra nomor urut 1 itu percaya bahwa insiden itu sama sekali tidak terkait dengan politik, khususnya Pilgub. “Yaa..barangkali ada yang bercanda-bercanda, tapi ditanggapi serius. Makanya ada aksi seperti itu. Saya percaya kok, kalau sejauh ini Sultra aman dan damai,” kata Ali Mazi, di Kendari siang tadi (1/4), sesaat sebelum ke Wakatobi.

Bagi Ali Mazi, tidak elok jika ada pihak yang menduga, menuduh atau berspekulasi tentang siapa yang melakukan aksi-aksi yang mengganggu ketertiban daerah. Makanya, alangkah bijaksananya jika kasus tersebut diserahkan ke kepolisian untuk diusut. “Hanya oknum-oknum tidak bertanggungjawab itu. Ya biasalah, tapi bukan karena politik,” tukasnya.

Mantan Gubernur Sultra tersebut mengimbau agar masyarakat Sultra bisa menahan diri, tidak terprovokasi dengan hal-hal seperti itu agar citra daerah sebagai salah satu daerah paling aman di Indonesia tetap terjaga. Ia sadar bahwa di musim politik seperti saat ini, jika terpancing maka bisa meluas efeknya. Menjaga kesejukan daerah adalah niscaya.

“Seperti saya bilang tadi, ini tidak ada kaitannya dengan politik. Jadi, tidak mungkin dilakukan Paslon tertentu. Karena tidak akan berani sebab bisa didiskualifikasi karena itu tergolong pidana pemilu. Saya percaya, kita adalah masyarakat Sultra yang cinta damai, dan bertanggungjawab menjaga kesejukan bagi daerah ini,” tandasnya.

Ali Mazi pun meminta agar polisi bisa mengungkap masalah tersebut dengan bijaksana, dan pastikan agar tidak terjadi lagi hal-hal serupa apalagi peristiwa ini terjadi di areal posko pemenangan calon, maka ia menjadi sangat sensitif menjadi komoditas politik tertentu. Padahal, yang terjadi bisa saja hanya orang kesasar, kebetulan mabuk makanya ada kejadian semacam itu.

Dalam kesempatan tersebut Ali Mazi sempat menyinggung soal laporan banyaknya baliho pasangan Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN) yang dirusak orang tak dikenal di berbagai titik. Menurutnya ini terjadi karena mulai ada yang tidak suka dengan Paslon nomor urut 1 itu karena elektabilitasnya makin tinggi.

“Makanya ada yang usil-usil, karena iri mungkin atau bisa saja motifnya adu domba. Ingin membenturkan kita dengan yang lain. Jadi saya minta pendukung AMAN untuk tenang dan biarkan Panwas dan Bawaslu yang bekerja mengungkap hal-hal seperti ini. Pengrusakan semacam inilah yang sesungguhnya merusak demokrasi,” kata Ali Mazi.

Murni Aksi Kriminal

Sementara itu, di tempat berbeda, Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi mengatakan kejadian pada hari Jumat (30/3) dinihari di Pokso Asrun tidak ada hubungannnya dengan politik. “Konflik berawal ada kesalapahaman sekelompok pemuda, dalam pengaruh minuman keras (Miras),” terang Jemmi Junaedi, saat dikonfirmasi melalui, Sabtu (30/3).

Menurutnya, salah seorang pemuda yang juga rekan dari salah satu relawan Asrun-Hugua, melakukan pemukulan di posko induk tersebut, kemudian lari mengarah ke pencucian kumbohu. Korban bersama rekan-rekannya melakukan pengejaran.

“Ini murni penganiayan, bukan masalah pasangan calon (Politik Red). Korban bersama rekannya menemukan seorang pemuda yang sedang nongkrong di pencucian Kumbohu dan menjadi korban aksi balas dendam,” ujar mantan Kapolres Konawe itu. (ono)

Ali MazAsrun