LENTERASULTRA.com-Pemilu 2014 lalu jadi pengalaman berharga Partai Golkar Sultra. Posisi mereka sebagai pemenang di Pemilu edisi 2009 tak bisa dipertahankan. Kursi Ketua DPRD Sultra pun direbut Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai hak atas suksesnya mereka menjadi pengumpul kursi terbanyak di legislatif provinsi. Sedangkan Golkar, hanya bisa merebut posisi kedua, dengan jatah Wakil Ketua DPRD.
Tapi 2019 mendatang, Golkar sudah berani pasang target tinggi. Bukan hanya karena persiapannya lebih matang tapi juga konstalasi politik lokal yang berubah drastis belakangan ini. Kader-kader hebat PAN yang memimpin daerah mundur satu demi satu. Sosok calon gubernur andalan PAN, kini terjerat masalah hukum. Wajar jika semua partai, termasuk Golkar melihat ini sebagai peluang menang di 2019 nanti.
“Kami tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan partai lain. Fokus kami adalah merekrut kader-kader tangguh dan memiliki nilai elektoral tinggi. Makanya, kami berani pasang target merebut 12 kursi di DPRD Sultra tahun 2019 mendatang, sekaligus mengamankan kursi Ketua DPRD,” kata Ridwan Bae, Ketua Golkar Sultra, saat ditemui di Jakarta, di ruang kerjanya sebagai anggota DPR RI.
Jumlah 12 itu naik 5 kursi dari yang hanya 7 saat ini. Ia juga mengestmasi dimana saja partainya bisa mendulang suara banyak sekaligus mendongkrak jumlah kursi. Di Dapil Buton Raya yang menyediakan 10 kursi, bisa meraih 2 kursi. Sedangkan di Muna Raya termasuk Buton Utara, Golkar menargetkan dapat 3 kursi.
“Di Konsel-Bombana, bisalah dapat 3 kursi. Di Dapil ini ada 8 kursi yang tersedia. Kota Kendari 1 kursi, Kolaka Raya 2 kursi, Konawe Raya 2 kursi. Jadi total 12 kursi,” tuturnya saat ditemui lenterasultra.com.
Menurut Ridwan, target yang dipatok Golkar tersebut, tentunya sangat mendasar mengingat mesin partai Golkar saat ini sudah bekerja secara maksimal. Bahkan untuk memenuhi target tersebut, pihaknya terus mempersiapkan diri dan menyiapkan berbagai strategi untuk bersaing dalam kancah pesta demokrasi tersebut. Salah satu strategi yang dianggap paling jitu adalah mengusung caleg yang kuat, berkompeten dan memiliki integritas yang tinggi.
Namun, lanjut Ridwan, jika target yang sudah ditetapkan tersebut meleset dan tidak bisa meraih 12 kursi, ia meyakini perolehan kursi Golkar di DPRD Sultra akan sama dengan perolehan yang pernah diraihnya saat Ali Mazi masih menjabat sebagai Gubernur Sultra yakni 9 kursi.
“Target kami sekarang ini adalah dulu Golkar 9 kursi pada saat Gubernur pertama (Ali Mazi), terus Nur Alam jadi Gubernur dan PAN sudah merajalela Bupatinya di berbagai wilayah jadi tertukar. Nah kami sekarang meyakini bahwa kalau kami pandai mendapatkan caleg-caleg yang kuat, kompetensi dan memiliki integritas tinggi. Maka Golkar saya meyakini dari 7 bisa menjadi 12 atau paling tidak sama seperti Gubernur pertama,” katanya.
Selain menargetkan bisa menambah kursi di dewan, Partai Golkar juga menargetkan Calon Gubernur (Cagub) Ali Mazi dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Lukman Abunawas menang dalam Pilgub Sultra 2018. Terlebih pasangan Ali Mazi-Lukman Abunawas ini cukup diuntungkan karena ada kandidat lain yang sedang bermasalah hukum.
“Kalau dilihat culture kedaerahan kami masih diuntungkan. Tetapi itu juga tidak menjamin, andai Ali Mazi tidak secara totalitas untuk mensosialisasikan dirinya secara sempurna. Kalau Ali Mazi memanfaatkan lebih baik dengan kader kedaerahan yang tinggi tadi ya tentu Ali Mazi masih tinggi tapi tetap tidak boleh tidur yah,” tuntasnya.(rere)