LENTERASULTRA.com-Aksi mundur massal sejumlah orang yang menyebut diri sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra sama sekali tidak membuat risau para pimpinan utama partai berlambang matahari terbit ini. Justru, dinamika seperti ini dianggap sebagai media untuk memperlihatkan mana kader partai sejati mana yang pecundang.
Ketua DPW PAN Sultra, Abdurrahman Shaleh mengatakan, pihaknya dalam setiap kesempatan pertemuan partai selalu menegaskan bahwa dalam diri seorang kader, yang utama itu adalah loyalitas dan integritas. “Maaf, silahkan orang luar menilai di PAN ada faksi A atau B, tapi bagi kami, hanya ada dua. Mereka yang ikut aturan atau yang tidak. Itu saja,” kata Abdurrahman Shaleh, Sabtu (24/2) sore tadi.
Menurut politisi yang akrab disapa ARS ini, yang terjadi saat ini adalah ujian loyalitas bagi semua kader, bagaimana meletakan hak dan kewajiban. Seorang kader, kata ARS, yang pertama dan utama itu adalah loyalitas. Saat partai memberi penggarisan kebijakan, tugasnya adalah “Sami’na, Waata’na, alias dengar dan laksanakan.
“Diskusi atau berbagi pendapat dan pandangan, mari kita ribut di forum-forum resmi partai. Ada mekanisme Musda dan Muswil, rapat kerja. Disitu seharusnya pandangan berbeda didiskusikan, kita bahas. Begitu jadi keputusan maka, tugas seorang kader adalah loyal dan melaksanakan keputusan partai,” tandasnya.
Seorang kader PAN, kata Ketua DPRD Sultra ini, harus selalu memberikan sumbangsih tak terhingga dan tidak pernah cengeng terhadap organisasi. Konsep-konsep seperti inilah yang sejatinya dimiliki seorang kader. Menurut ARS, yang terjadi beberapa hari ini di PAN, adalah pukulan bagi kader-kader Karbitan, yang tidak paham roh partai.
“Jangan jadi cukong untuk menari diatas gendang PAN. Kita sudah mendirikan dan melihat kibaran bendera PAN di seluruh jazirah Sultra. Ujian ini akan berakhir dan bukan merupakan hambatan. Kami sangat yakin, PAN akan mengalami kebangkitan dan kejayaan kembali,” sindir politisi yang juga Ketua tim pemenangan Asrun-Hugua ini.
Ia pun mengimbau agar semua kader-kader PAN merapatkan barisan, mulai dari simpatisan, pengurus dari tingkat DPW sampai DPRT. Perlihatkan kepada publik Sultra bahwa PAN masih ada di hati rakyat. Bagi mereka yang sudah tidak nyaman dan bertentangan AD ART lebih baik mencari tempat lain sebab perjuangan sejati di PAN adalah melayani, berbakti, santun dan tanpa lelah. “Kita butuh kader sejati, bukan karbitan,” tukasnya.(isma)