LENTERASULTRA.com-Sikap politik Bupati Muna, Rusman Emba di Pilgub Sultra akhirnya benar-benar terbuka. Safari politik pasangan Asrun-Hugua yang Selasa (30/1) siang tadi tiba di Bumi Sowite langsung disambut dengan meriah. Rusman menyambut tamu politiknya itu di pelataran Bharugano, rumah adat yang belum lama diresmikan.
Sebagai kader PDIP yang mengusung Asrun-Hugua, Rusman ternyata punya strategi sehingga acara tatap muka bernuansa silahturahmi, dilakukan di rumah adat. Rusman ingin menunjukkan terobosan yang dilakukan selama memimpin dan berharap ada dukungan kebijakan nanti, saat Asrun-Hugua terpilih sebagai Sultra-1.
Namun, itu tak menjadi acuannya. Pastinya, siapa saja berhak menggunakan fasilitas tersebut. Pasalnya, itu merupakan milik masyarakat Muna.
Rusman mengaku, dukungannya terhadap Walikota Kendari dua periode itu, karena menghargai Asrun sebagai seorang engenering. Dirinya, tak mau lagi menjelaskan apa yang telah dilakukan di kota metro.
Kata Rusman, Asrun bukan sekedar pemimpin saat menjabat sebagai walikota, melainkan pemimpin di jazirah Sultra. “Saya ingin, jika Asrun-Hugua jadi gubernur, maka Muna juga harus maju dan Berkah,” kata Rusman, Bupati Muna saat meyakinkan masyarakat Muna untuk memilih Asrun-Hugua, Selasa (30/1).
Selain itu, gagasan mantan ketua DPRD Sultra, bakal menghubungkan akses transportasi dari arah Tampo menuju daratan Kendari. Rusman tak tanggung-tanggung menyebutkannya. Jalan tol menjadi program ke depannya. “Muna banyak potensi sumber daya alam. Saya minta dukungan. Ini bukan kepentingan pribadi saya. Tapi kepentingan masyarakat Muna. Saya setiap detik pikirkan Muna. Mari kita menangkan gubernur kita. Sehingga, apa yang kita inginkan tercapai,” ajak mantan senator DPD RI ini.
Dalam pertemuan yang ditaksir hadir sekira 3000 an masa, calon gubernur Ir. Asrun punya banyak suguhan frasa pada simpatisan. Ia menyimpulkan bahwa tampilnya bersama Hugua merupakan pasangan sangat ideal. Kedua pasangan ini, bermodal latar belakang pengetahuan, keterampilan serta ilmu yang disandang.
“Jembatan tol di Towea perlu kita sukseskan. Begitu juga jembatan yang dibangun untuk penghubung Buton-Muna. Dengan latarbelakang yang kami miliki, kita akan realisasikan. Dan bupati sangat mengharapkan itu,” statement politik paslon yang bakal ditetapkan 12 Februari nanti ini.
Asrun berpesan, dirinya jangan dipisahkan dengan Muna. Sebab, ia telah mendapat didikan kerja keras dan dikader melalui Kaimoeddin. Ia besar hingga menjadi walikota, ada andil besar dari mantan Gubernur Sultra. “SDM di Muna harus diperhatikan. Perhatian saya tidak kurang dari itu. Kami tinggal memperluas cakupan pelayanan. Mudah-mudahan hadirnya kami bisa bermanfaat untuk Sultra,” argumennya.
Ia juga banyak menyampaikan programnya saat menjadi nahkoda di Kendari. Mulai dari BLUD hingga rumah nelayan. Asrun menggaransikan, ketika terpilih, bersama Hugua tak bakal membangun mercusuar. Ia bakal memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan. Termasuk, jalan Lakapera-Waara, menjadi pekerjaan rumah dan prioritas.
Berdasarkan analisa Asrun, Muna menjadi penentu. Dengan dukungan PDIP, PAN, PKS dan Gerindra, dengan total 26 kursi di DPRD, bakal mendapatkan suara 58 persen. “Apalagi kalau semua sudah terlibat. Kita harus menang besar,” hitung-hitungan Asrun menggambarkan basis kekuatan nanti.
Sementara, Ir Hugua menyampaikan beberapa hal. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bakal menentukan masa depan Sultra dan Muna khususnya. Kewenangan provinsi sangat besar. Mulai dari kebijakan program, hingga anggaran. Disinilah yang bakal menentukan apakah daerah sejahtera atau terjadi kemunduran.
“Saya berkeyakinan sebagai putra kepulauan ikhlas mendampingi Asrun. Kami akan menjadi pasangan fenomenal sepanjang sejarah. Alasannya, Asrun mahir di manajemen pembangunan. Sementara saya ahli di bidang perikanan, pertanian, peternakan hingga pariwisata,” tandasnya.
Dalam acara itu, turut dihadiri istri dr Baharuddin, Wa Ode Farida, Ketua DPRD Mubar Munarti, tokoh masyarakat La Ode Bunga Baka, serta partai pengusung. (ery/mualim)