LENTERASULTRA.com-Identintas sebagai seorang figur yang mengusung konsep “Peradaban Baru” tak salah jika disematkan pada seorang Rusman Emba. Bupati Muna itu selalu punya ide-ide rintisan, yang tak pernah dipikirkan pendahulunya, yang pernah memimpin Muna. Membanggkan pembangunan infrastruktur itu sudah biasa, karena tugas kepala daerah itu membangun.
Yang sulit, adalah membuat daerahnya dikenal orang dan dikunjungi. Nah, itulah yang kini sedang dirintis oleh Rusman. Mantan Ketua DPRD Sultra itu ingin Muna jadi destinasi wisata laut dan sejarah. Makanya, setelah sukses menggelar Festival Meleura, Desember lalu, ia kembali menggagas festival Liangkabori, Februari nanti.
Liangkabori sejatinya adalah nama sebuah goa di Kecamatan Loghia. Letaknya kurang lebih 10 kilo meter dari pusat kota Raha (Ibu Kota Kabupaten Muna). Untuk menuju Liangkabori, masyarakat melewati jalan poros Raha-Mabolu, Kecamatan Lohia. Kemudian memasuki lorong di perbatasan Desa Mabolu dan Desa Liangkabori.
Goa ini menyimpan misteri soal kehidupan prasejarah daerah itu. Liangkabori diyakini punya kisah muasal kehidupan negeri Sowite. Goa ini masih alami dan mulai digarap sebagai destinasi wisata keren. Tak sekadar kekaguman akan keindahan karya Tuhan, Liangkabori menyimpan hikayat soal kehidupan manusia purba.
Dalam festival Liangkabori itu, bakal mempertontonkan berbagai tradisi adi luhung Tanah Muna. Diantaranya, festival layang-layang, perkelahian kuda, serta tari kolosal “Ewa Wuna” yang direncanakan dihadirkan 1000 orang. “Ini akan jadi agenda rutin Kementerian Pariwisata RI.
Dari tiga ivent yang diselenggarakan nanti, simbol pemaknaannya menegaskan pada generasi zaman now, bahwa di zaman old alias lampau, Muna telah memiliki kebudayaan yang kuat,” kata Rusman Emba, Bupati Muna, saat ditemui Selasa (23/1).
Ia menjelaskan, di masa lampau, masyarakat Muna memiliki etos kerja tinggi dan punya peradaban bagus. Sehingga, sangat diharapkan muncul semangat dan kebanggaan sebagai komunitas tertua di Sultra. Makanya, Pemerintah Kabupaten menelusuri kembali jejak sejarah Muna melalui festival.
Dengan menjadi agenda rutin kementerian pariwisata, ke depan bukan saja direspon masyarakat Sultra melainkan pula masyarakat Indonesia secara general. Festival ini, ingin menggenjot jumlah wisata yang bermuara pada peningkatan ekonomi di Muna.
Selain itu, festival Liangkobori sebagai wujud komitmen Rusman Emba dalam pengembangan wisata, sehingga menjadikannya rangsangan pemerintah dalam mengeksplore tempat-tempat wisata baru.
Untuk memastikan agar kegiatan terselenggara dengan perfect, mantan senator DPD RI itu, selalu menyambangi Liangkobori Kecamatan Loghia. Hal itu untuk memastikan kesiapan lokasi. Utamanya, perbaikan infrastruktur jalan dan lainnya sebagai pendukung agar bisa dirasakan kenyamanannya.
Makanya sekarang, infrastruktur yang ada bisa terhubung dengan beberapa spot gua yang ada serta benteng disana. Selama sebulan terakhir ini, Rusman dengan karakter humblenya, selalu fokus pada persiapan lokasi itu. “Melihat liangkobori bukan saja gambarnya, tetapi lainnya bahwa banyak situs disana,” tandasnya.
Selain tiga kegiatan yang diselenggarakan nanti, dalam festival Liangkobori pula, ada seminar internasional yang diselenggarakan disana. Menariknya, dalam seminar menghadirkan narasumber dari dalam negeri maupun mancanegara.
Narasumber dalam negeri direncanakan menghadirkan para pakar di bidang dibidang kebudayaan yang mengetahui secara ilmiah nenek moyang masyarakat Muna. Sementara narasumber luar negeri, direncanakan hadir dari tiga yakni Belanda, Jerman dan Malaysia.
Dalam seminar nanti, mereka bakal meneropong bagaimana kawasan prasejarah menjadi salah satu destinasi sejarah dengan sasaran dapat diperhitungkan. “Yang hadirkan pemerintah daerah dalam hal rangkaian festival,” aku Amiruddin Ako Kabag Humas Pemkab Muna.
Terkait lokasi penyelenggaraan tak diragukan lagi. Luasnya areal Liangkobori bisa menampung kegiatan tersebut. Makanya, desain penataan kegiatan, betul-betul ditata sedemikian rupa. Kini, Rusman Emba bakal ke Jakarta lagi, melakukan komunikasi tingkat tinggi di Kemendagri serta Kementerian PU Pera. Disana, Rusman mengkomunikasikan banyak hal terkait terobosaanya di Muna. (ery)