Diwaja-Aisyah, Sejoli yang 48 Tahun Terpisah, Bertemu Lagi Lalu Menikah

Lalu Diwaja dan Baiq Aisyah, sebuah kisah cinta sejati. Keduanya terpisah 48 tahun lamanya dan bertemu lalu menikah lagi

LENTERASULTRA.com-Hampir mustahil ada perempuan di muka bumi ini-kecuali Hawa yang menanti Adam-yang setianya seperti Baiq Aisyah. 48 tahun silam, seorang pria bernama Lalu Diwaja menitip hatinya di palung jiwa Aisyah. Dengan setia, ia merawat hati itu sampai sang pemilik datang kembali, menyatukannya dengan hatinya.

Ini bukan sebuah kisah roman picisan di layar-layar tivi. Sepasang anak manusia dengan kisah kesetiaan luar biasa ini ada di Desa Suradadi Kecamatan Terara, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Sejoli itu bernama Lalu Diwaja, yang kini usianya 78 tahun, dan Baiq Aisyah yang sudah 65 tahun.

10 Januari 2018 lalu, disaksikan mega yang menggelayut, dihadapan penghulu, Diwaja menyunting Aisyah. Memintanya menjadi teman di ujung hidup, yang ia bisa lihat lelap dan terbangun di sisinya. Keduanya menggelar pernikahan. Menuntaskan dahaga hati yang tertunda selama 48 tahun.

Diwaja dan Aisyah bukan pasangan pengantin biasa. Mereka menikah setelah melalui perjuangan yang cukup panjang. Menjalin kasih sejak tahun 1970 silam, mereka akhirnya baru bisa menikah tahun ini. “Saya melihat wajahnya sama seperti saat saya melihat dia di usia 17 tahun. Bukan hanya jantung saya yang berdebar, tapi tangan dan kaki saya gemetar,” lisan Lalu Diwaja mengekpresikan bahagia.

Kakek itu kini usianya 78 tahun. Ia punya empat anak dengan cucu 12 orang. tercatat sebagai warga asli Desa Suradadi, Lombok Timur yang transmigrasi ke Kabupaten Dompu. Sama dengan Diwaja, Baiq Aisyiah juga warga asli Desa Suradadi. Tapi 48 tahun silam, mereka bertemu di Desa Lanci, Kabupaten Dompu.

“Waktu itu saya ikut kakak pergi ke Lanci. Di sana saya bertemu suami saya ini, tepatnya di sawah ketika dia sedang mencangkul,” sambung Aisyah. Perempuan muda itu kagum melihat seorang pria yang pekerja keras. Dalam anganya, lelaki seperti itulah yang harus menjad ayah dari anak-anaknya kelak.

Ternyata Diwaja yang juga pertama kali menatap Aisyah langsung jatuh hati. Ia merasakan hal yang sama pada gadis desa yang baru pertama kali dilihatnya. Dari mata turun ke cangkul, ehh ke hati, di sanalah semua berawal. Kisah asmara dua sejoli yang menjemput kembali takdir mereka setelah lama terpisah.

“Dari sana kami terus terang saling suka,” ujar Diwaja dan Aisyah sambil tersipu malu mengungkapkan perasaannya masing-masing. Setelah mencoba mendekati Aisyah, Diwaja pun lama kelamaan menjadi akrab. Ia “menembak” Aisyah yang saat itu baru berisia 17 tahun.

Sayang, Aisyah tak bisa menerima cinta Diwaja serta merta. Meskipun ia menyimpan perasaan yang begitu besar pada pria itu, tapi ia sadar, Diwaja milik orang lain. Lelaki pujaannya itu adalah suami dari sepupunya sendiri. Meski sangat mencintai Diwaja, ia tak ingin menyakiti hati sepupunya.

“Akhinya saya pun berpacaran dengan pria lain asal Lombok Tengah sekitar enam bulan. Untuk melupakan Diwaja,” kata Aisyah. Tapi cinta memang tak bisa dipaksa. Hatinya terlanjur tertambat pada suami orang. “Dia bilang ke saya, nama kita sama-sama enam huruf. Kita akan berjodoh suatu saat nanti, apapun yang terjadi,” ungkap Aisyah.

Kalimat tersebut seolah menjadi pengikat hati Aisyah. Tak ada cinta lagi yang bisa masuk menyentuh hatinya. Ia pun setia menunggu Diwaja datang menjemput, menyuntingya, dan mengajaknya berbaring di sampingnya. Apalagi Diwaja mengaku dirinya menikah dengan istrinya, almarhum Baiq Masban karena dijodohkan. Bukan dilatari cinta pada pandangan pertama seperti cintanya pada Aisyah.

Aisyah pun pergi. Ia kembali ke Desa Suradadi mengikuti keluarganya. Meninggalkan Diwaja di Dompu bersama anak istrinya. Meski ia mengaku sulit merelakan orang yang dicintainya. “Sejak itu saya mulai menunggu dia. Banyak yang datang melamar ke rumah saya, tidak mau menikah. Orang tua saya marah tapi saya tetap mau menunggu Diwaja. Saya yakin dia datang,” ujar perempuan tersebut polos menatap wajah Diwaja yang sudah terlihat berkeriput.

Ia dikucilkan dan dianggap perawan tua. Namun, semua ucapan masyarakat hingga ucapan orang tuanya yang memintanya menerima lamaran sejumlah pria diabaikannya. “Jodoh saya akan datang. Bukan pria lain tapi Diwaja,” yakinnya tanpa keraguan.

Hari terus berganti, bulan hingga tahun Diwaja tak kunjung datang. Tak ada kabar dari surat, SMS, atau pun telepon. Namun Aisyah tak goyah. Ia memilih setia menunggu hingga usianya mencapai 65 tahun. Dan, seperti kata Dewa 19, Cinta Kan Membawamu Kembali, penantiannya berakhir bahagia.

Awal tahun baru 2018, ia mendapat kabar seorang pria mencarinya lewat telepon. Dengan perantara Lalu Mustiarep, salah seorang warga, Diwaja menanyakan kabar dirinya. “Istri saya meninggal setahun lalu. Makanya saya iseng-iseng nelpon ke teman di Desa Suradadi menanyakan namanya Aisyah,” aku Diwaja.

Tak pernah ia sangka, jawaban yang ia dapat Aisyah masih hidup dengan status perawan tua dan belum pernah menikah sekalipun. “Makanya saya tidak percaya ketika dikasih tahu kalau dia masih hidup dan belum menikah,” aku Diwaja menitikkan air mata.

Ia pun bergegas pulang ke kampung halamannya di Desa Suradadi. Ia tak sabar menunggu cinta pandangan pertamanya puluhan tahun silam. “Saya tidak percaya Aisyah mau menunggu saya,” akunya.

Tanpa pikir panjang, Diwaja melamar Aisyah dan menikahi perempuan pujaan hatinya tersebut di Musala desa setempat. Akad pernikahan mereka berjalan lancar dan viral setelah salah seorang warga merekamnya dan mengunggahnya ke media sosial. “Sekarang saya mau ajak dia ke Dompu. Kami ingin hidup tenang di sana mengerjakan sawah dan menggembala hewan ternak,” ujar Diwaja.

Tak ada kemewahan ataupun hidup indah yang bisa diberikan Diwaja pada Aisyah di Dompu. Namun pria ini mengaku akan membayar penantian Aisyah yang begitu lama dengan membahagiakannya di sisa usia mereka. “Keluarga saya di Dompu sudah tahu dan mereka juga hadir saat pernikahan saya kemarin,” akunya.

“Jika Allah berkehendak, saya ingin mengajak Aisyah ke Tanah Suci berhaji atau umrah. Sekalian bulan madu berdua,” katanya. Ah, indahnya…..!(jpg/abi)

cintanikah