LENTERASULTRA.com-Bahagia sulit sekali berlama-lama menemani kehidupan Alfin dan Harnia. Menikah dalam kondisi sama-sama menyandang tuna netra, di tahun 2013 lalu, keduanya kemudian mulai mencecap kebahagiaan setelah anak-anak mereka lahir, Anisa (4) dan Rizal (2).
Meski tinggal di sebuah petak kamar kost berukuran 3×4 meter, di Kelurahan Wamponiki, Katobu, dengan mengandalkan pekerjaan sebagai pemijat, dengan penghasilan Rp 70 ribu sekali turun tangan, Alfin dan Harnia tetap tersenyum melewati hidup. Sampai akhirnya ujian berat kini datang bertubi.
Juli 2017 lalu, anak sulungnya, Anisa nyaris saja mengalami kebutaan. Ada katarak parah di kedua penglihatannya. Tuhan datang memberinya pertolongan. Lewat uluran tangan banyak pihak, termasuk Kapolres dan istri, hingga Ketua PKK Muna, bocah perempuan itu bisa diselamatkan.
Anisa dibawa ke Makassar dan menjalani operasi, Agustus lalu. Kala itu, sang adik juga harus menjalani operasi yang sama karena mata kanannya. Semuanya berhasil, dan mereka kembali ke Raha sudah benderang melihat dunia. “Tapi sekarang, mata kirinya lagi Rizal yang kena katarak,” kata Alfin, ayah kedua bocah itu.
Pria berusia 27 tahun itu kini bingung karena jika katarak anaknya itu terus dibiarkan, maka kebutaan seperti dirinya sudah pasti akan terjadi. Ia sudah diminta oleh pihak rumah sakit Wahidin Makassar, untuk membawa Rizal demi menjalani operasi.
“Tapi duitnya dari mana. Bantuan yang kita terima Agustus lalu kini sudah tidak tersisa lagi,” keluh Alfin yang didampingi istrinya kala lenterasultra berkunjung ke tempat kost yang mereka sewa Rp 400 ribu sebulan itu.
Alfin dan Harnia lagi-lagi hanya bisa berharap dari uluran tangan dermawan yang bisa membantu memberangkatkan dirinya ke Makassar membawa buah hatinya itu. “Rencananya, kalau ada duit awal Februari ini akan dioperasi,” kata Alfin.(alim)