LENTERASULTRA.com-Dualisme Partai Hanura mulai berimbas sampai ke daerah. Di Sultra, partai bentukan Wiranto tersebut sudah punya dua induk berbeda. Ada yang menginduk ke Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO), dan ada juga yang ikut Hanura versi Daryatmo, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum lewat Munaslub Hanura kubu “Ambhara” (merujuk pada hotel tempat digelarnya Munaslub).
Di Sultra, Hanura versi OSO dipimpin oleh Rudi Juniawan, yang didapuk jadi Plt Ketua, menggantikan Sabri Manomang, yang dicopot Hanura OSO, karena memilih bergabung di kubu Ambhara. Rudi ditunjuk 14 Januari lalu, lewat sebuah SK. Tugasnya, menggelar Musdalub guna memilih Ketua DPD Hanura Sultra yang baru.
Rudi Juniawan, Plt Ketua DPD Hanura versi OSO atau yang kini disematkan nama Hanura Manhatan (merujuk pada nama hotel digelarnya konsolidasi OSO), belum memberikan tanggapan soal rencananya di Sultra. Saat dihubungi lenterasultra.com, ia meminta maaf belum bisa berkomentar. “Maaf, masih sibuk, nanti saya hubungi,” kata Rudi yang juga Wasekjend Hanura ini.
Sedangkan Sabri Manomang tetap kukuh bahwa OSO bukan lagi Ketua Umum Hanura. Kamis (18/1) tadi, ia menjadi satu dari 27 DPD Hanura se Indonesia yang hadir di Munaslub Ambhara, dan sepakat memilih Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo sebagai pengganti OSO. Sabri mengaku sangat yakin, jika di Sultra, kader-kader akan ikut dirinya.
“Kader-kader Hanura di Sultra tak perlu gamang. Dalam situasi ini, silahkan memilih yang mana dianggap yang benar,” kata Sabri, dalam pesan Whatsappnya kepada lenterasultra.com, beberapa saat lalu. Ia mengaku, dinamika seperti ini bukan pertama kali terjadi di dunia politik Indonesia.
Ia mencontohkan, Partai Golkar, PPP, bahkan PDIP juga pernah memiliki dinamika seperti yang terjadi di Hanura. “Jadi, bagi saya tidak ada masalah. Kader silahkan memilih mau bergabung di Hanura yang mana,” katanya. Politisi berlatar belakang pengusaha ini juga menyilahkan jika ada Hanura versi lain yang beraktivitas di Bumi Anoa.
Sementara itu, dari Baubau dilaporkan, Hanura di kota ini yang dipimpin La Ode Yuman Nahmuddin tegas menginduk ke Hanura versi OSO, karena organisasi inilah yang diakui Kementerian Hukum dan HAM. “Kami ikut OSO dan Sekjend, Herry Lontung Siregar,” tegas Fajar Ishak, Sekretaris Hanura Baubau.
Menurut Ishak, Hanura inilah yang diakui negara karena sudah mendapat pengesahan dari Kemenkumham lewat akta bernomor M.HH-01.AH.11.01 tahun 2018 tentang restrukturisasi, reposisi dan revitalisasi pengurus DPP Hanura masa bakti 2015-2020.
“SK Kemenkumham sudah terbit, tanggal 17 Januari. Perubahan komposisi itu untuk menyelamatkan partai menghadapi Pileg 2019. Jadi bagi kami, inilah yang sah,” tegas anggota DPRD Kota Baubau itu. Soal kemungkinan akan ada Hanura versi lain di Baubau, menurutnya itu bisa saja terjadi. Tapi ia yakin, KPU akan mengikuti yang diakui Kemenkumham.(abdi)