Ketua Hanura Sultra Dicopot, Sabri Tegas Melawan

Ketua Hanura Sultra, Sabri Manomang (tengah) dicopot oleh Ketua DPP Hanura. Tapi politisi ini menolak dan tidak mengakui itu

LENTERASULTRA.com-Partai Hanura mendadak gaduh. Partai yang didirikan Wiranto tersebut pecah. Ketua Umum (Ketum) Oesman Sapta Odang (OSO) dan Sekretaris Jenderal Syarifudin Sudding terlibat aksi saling pecat. Ada mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan OSO, yang dianggap otoriter, dan kerap memecat pengurus.

Teranyar, adalah Sabri Manomang. Ketua DPD Hanura Sultra ini dikabarkan dicopot dari posisinya, dan kini digantikan Rudi Juniawan, dengan status Plt. Kabar ini pertama kali dipost seorang dengan akun fb, Muhammad Yumardin Haeruddin di grup Diskusi Mencari Walikota Baubau.

Dalam lampiran surat yang dipost, disebutkan bahwa Ketua Hanura Sultra, Sabri Manomang dinon aktifkan dari jabatannya, dan digantikan Rudi Juniawan, sebagai Plt Ketua. Menariknya, di poin kedua SK itu, ditulis bahwa semua pengurus Hanura Sultra tetap, kecuali Sabri Manomang.

Sedangkan di poin berikutnya, disebutkan bahwa Plt Ketua ditugaskan menggelar Musdalub Hanura Sultra, selambatnya tiga bulan setelah SK tersebut keluar. Di bagian akhir petikan SK itu disebut bahwa SK tersebut dikeluarkan 14 Januari 2018, dan diteken Oesman Sapta Odang, Ketua Umum DPP Hanura dan Wasekjen, Drs Berny Tamara.

Wakil Ketua Umum DPP Hanura, Gede Pasek Suardika mengakui hal itu. Saat dihubungi lenterasultra.com, Selasa (16/1) dini hari tadi, mengatakan itu adalah tindakan tegas yang diambil terhadap mereka yang melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang.

“Penyelamatan partai harus dilakukan dengan disiplin keras karena kalau tidak demikian, maka organisasi tidak akan berjalan baik,” tukas Gede Pasek lewat pesan Whatsappnya kepada Abdi Mahatma dari lenterasultra.com.

Mantan kader Partai Demokrat ini meminta agar DPC Hanura di Sultra yang sempat ikut-ikutan kudeta, karena diiming-imingi sesuatu, agar kembali ke jalan yang benar. “Kembalilah ke konstitusi partai, ikuti tahapan Pemilu dengan baik, jangan ikut acara kumpul-kumpul lalu memecat ketua umum begitu,” tukas senator DPD RI ini.

Sementara itu, Ketua Hanura Sultra, Sabri Manomang menolak tegas pencopotan tersebut karena baginya, OSO bukan lagi Ketua Umum DPP Hanura. “Ngapain dia pecat-pecat kami, kami sudah pecat dia kok. Jadi ngga ada lagi hak dia,” tegas Sabri, ketika dihubungi lenterasultra.com

Menurutnya, Hanura Sulta dibawah kepemimpinannya tetap solid dan tak ada gejolak. Jika ada yang mengaku-ngaku sebagai Ketua Hanura Sultra, maka itu versi lain. Artinya, ia mempersilahkan siapapun yang mengaku sebagai Ketua Hanura Sultra untuk beraktivitas.

“Silahkan cari sekretariat sendiri, kendaraan operasional partai sendiri dan membentuk kepengurusan sendiri. Yang jelas, tidak ada urusan dengan kami. Hanura Sulta tetap solid, kalau ada pengurus tandingan, biasalah itu,” tukas Sabri. Menurutnya, ini adalah dinamika dan dualisme itu biasa dalam partai politik di tanah air.

Yang pasti, Sabri tidak pernah mengakui adanya pemecatan dirinya, apalagi dilakukan oleh kepengurusan yang sudah dipecat oleh DPD Hanura se Indonesia. “Kita nanti mau Munaslub, pilih ketua umum baru untuk memimpin kami menghadapi Pemilu 2019 nanti. Nanti Kemenkumham yang nilai, mana Hanura yang benar,” tandasnya.

Saat ini, Hanura sedang bergolak. Ada pecat-pecatan di tubuh partai itu. Aksi pemecatan kali pertama dilakukan kubu Sudding. Kubu yang mayoritas diisi wajah lama pengurus Partai Hanura itu melakukan pertemuan di Hotel Ambhara sekitar pukul 07.00, Senin (15/1).

Sudding menyebut, pertemuan tersebut dihadiri 27 DPD tingkat provinsi dan 400 DPC tingkat kabupaten/kota. Semua sepakat menjatuhkan mosi tidak percaya dan memecat OSO dari jabatan Ketum.
”Memutuskan untuk memberhentikan (OSO) dari jabatan ketua umum dan mengangkat Marsekal TNI Purnawirawan Daryatmo sebagai Plt ketua umum,” ujar Sudding kemarin (15/1). Sabri Manomang, Ketua Hanura Sultra mengakui bahwa ia ada dikubu Sudding, yang ikut memecat OSO.(abdi mahatma)

DipecatHanura