LENTERASULTRA.com-Dalam menjalankan tugasnya, Sahrun punya prinsip pantang pulang sebelum padam. Maklum, pria ini bekerja sebagai seorang pegawai di instansi Pemadam Kebakaran (Damkar) Muna. Hanya saja, statutnya honorer. Nasibnya serupa seperti para tenaga honor di Indonesia. Gajinya suka telat.
Itulah yang dirasakannya sejak lebih sebulan terakhir. Tapi ia sudah biasa menghadapi situasi semacam itu. “Saya dengar, pencairan bermasalah di bagian keuangan,” kata Sahrun, saat ditemui lenterasultra.com
Keluhan serupa juga dirasakan honorer yang bertugas di Sat Pol PP. Salah seorang petugas di institusi pengaman Perda itu mengakuinya. “Saya pusing juga. Kenapa ka itu biar kita punya honor ditahan-tahan. Padahal, kita kerja juga kasian,” keluhnya tanpa merestui dicantumkan namanya.
Informasi yang diperoleh, anggaran untuk membayar honor 279 honor di dua instansi itu sudah disiapkan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Bahkan sudah dicairkan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). “Semua pegawai honorer sudah kami cairkan gajinya tahun lalu,” kata Ari Asis, Kepala BPKAD Muna.
97 honorer tersebut tersebar didua satuan kerja. Rinciannya, 250 orang mengabdi di Satuan Polisi Pamong Praja pimpinan Sumitata. Sementara, 29 orang lainnya, tenaga honorer di Pemadam Kebakaran (Damkar).
Mereka, sejatinya, telah menerima upah atas pengabdiannya tahun. Besarannya pun sangat fantastis. Perorangnya, Rp. 1 juta. Berarti, hitungannya, Rp. 279 juta. Ironinya, hingga menyebrang tahun, honor tak kunjung diterima.
Sementara, bagi honorer Damkar, Kabid Pemadam La Ode Ritamin mengaku, duit tersebut masih berada di bendahara satuan Pol PP. Namun, dirinya, hingga kini belum melakukan pengecekan. “Kita ini kan satu payung dengan Pol PP. Anggaran itu masih ada disana. Tapi saya belum cek juga sekarang, ” akunya.
Berdasarkan pengalaman, honorer terancam gajian hanya sebelas bulan saja. Untuk fenomena ini, honor pegawai tahun 2018 ini, diasumsikan bakal dibayar medio Maret nanti. Sehingga dipastikan, untuk gaji bulan Januari ini, tiga bulan ke depan baru terealisasi.
Terkadang, mereka harus bekerja dulu, enam bulan kemudian baru terima. Mereka pula mempertanyakan, honor dan uang lembur seharusnya cair bersamaan. Namun, dalam perjalanannya, hanya uang lembur yang diterima.
Hal itu pula berdasarkan pegawai honorer Damkar yang tak mau disebutkan namanya. Gaji honorer berdasarkan pengakuannya telah masuk dalam rekening. Hanya, rekening siapa, mereka tak mengetahui secara pasti.
Kini, para honorer, hanya bisa berharap agar hak-hak mereka segera ditunaikan. Tak ada lagi, tempat untuk mengadu. Mereka hanya bisa bekerja, bekerja dan bekerja. (ery)