Panjati Menara, Siswa SMK Mandonga Coba Bunuh Diri

Anjas Tombili (baju hitam) sesaat setelah berhasil dievakuasi tim SAR Kendari dari usaha percobaan bunuh diri yang dilakukannya dari sebuah menara pemancar signal provider telekomunikasi di Wuawua

LENTETASULTRA.com-Ada-ada saja ulah anak muda zaman now. Bila sehari sebelumnya ada mahasiswa yang coba bunuh diri karena ribut soal cewek, kali ini lebih konyol lagi. Seorang siswa SMK berniat melompat dari menara pemancar signal sebuah provider telepon seluler. Pemicunya, ia dilarang jadi sopir oleh ibunya.

Anak muda bernama Anjas Tombili (18). Ia tercatat sebagai siswa di SMK Kesehatan Mandonga. Kamis (11/1) sore tadi, ia berniat mau mengakhiri hidupnya dengan naik di menara seluler yang atas tower ketinggian 42 meter. Upaya konyol itu dilakukan sekitar 16.30 Wita di Jalan Rambutan Kelurahan Wowanggu Kecamatan Kadia Kota Kendari tepatbya di belakang Spazio, sebuah tempat hiburan malam.

Aksi konyol itu menjadi tontonan puluhan warga. Awalnya, seorang warga yang melintas melihat seorang pria muda sudah berada di puncak menara dan siap-siap lompat. Warga seketika berkerumun dan tak berapa lama polisi dan tim SAR tiba di lokasi. Andai terlambat, malam ini Anjas mungkin sudah tak ada di bumi lagi.

Ibu Anjas bernama Marlina Umar, yang rumahnya tak begitu jauh langsung lari ke tempat kejadian. Lantaran terburu-buru, ia tak lagi memperhatikan penampilannya. Sembari menggendong anak kecilnya, ia tiba di lokasi kejadian, anaknya masih berada diatas tower.

Lantaran panik dia terduduk di tanah dengan wajah sedih berharap anaknya itu bisa segera diturunkan. “Ada masalah dengan keluarga mbak. Tadi malam dia bertengkar dengan bapaknya gara-gara kerjaan,” ucap Marlina Umar saat ditemui ditempat kejadian.

Anjas rupanya ribut dengan ayah tirinya bernama Daeng Anggo. Sementara bapak kandungnya sudah meninggal dunia. Rupanya selain bersekolah, anak itu juga bekerja sebagai supir di Spazio. Siang hari ia bersekolah, dan malam harinya dia menjadi sopir.

“Dia dilarang kerja dengan bapak tirinya. Tapi anak saya ini tidak mau. Mungkin dari situ dia stres sehingga mencoba untuk lompat dari tower. Saya tidak tahu dan menyangka kalau sampai nekat mau bunuh diri,” katanya.

Tak banyak ditanyai soal anaknya, ibu Marlina langsung dibawa dengan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. Sekitar 10 menit tim dari Basarnas sebanyak tiga orang telah berhasil menurunkan dan menyelamatakan Anjas dari tower.

“Setibanya di atas menara, tim kami harus mencoba membujuk anak ini agar segera turun. Akhirnya dia mau turun dan kami tetap menggunakan alat bantu tali jangan sampai anak itu melakukan perlawanan. Jadi kami harus menggunakan tali,” ucap Jendri Kepala Seksi Operasional Basarnas Kendari.

Dijelaskan, Jendri pada pukul 16.00 Wita Basarnas Kendari menerima informasi dari salah seorang personil rescue, kebetulan dia menyaksikan kejadian percobaan bunuh diri dari atas tower provider komunikasi di Jalan Rambutan melalui media sosial yang ditayangkan secara live
pada pukul 16.10 Wita.

“Kami langsung menurunkan Tim rescue sebanyak 10 orang dengan menggunakan rescue car membawa peralatan keselamatan lengkap menuju Tempat Kejadian Musibah (TKM) untuk memberikan bantuan SAR,” paparnya.

Korban merupakan warga Jln. PLN Lrg. Asera Kendari. Selain sekolah di SMK Kesehatam Mandonga, Anjas juga bekerja sebagai Sopir di Spazio. “Alhamdulillah pada pukul 17.00 Wita tim rescue berhasil mengevakuasi korban dari puncak tower yang memiliki ketinggian 42 meter. Korban diselamatkan dalam keadaan selamat dan telah diserahkan kepada pihak Polresta Kendari,” ucapnya.(isma)

Bunuh DiriSAR