Rusda Mahmud ; Antara PPP dan Doa yang Diijabah

Rusda Mahmud, setelah empat bulan mengejar dukungan Parpol untuk bisa maju di Pilgub Sultra

LENTERASULTRA.com-Bila kelak Rusda Mahmud benar-benar terpilih jadi Gubernur Sultra periode 2018-2023, ada satu partai yang bakal sangat diingatnya, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dua kursi partai ini, yang awalnya sudah diberikan kepada pasangan calon lain, bisa berubah pikiran dan menyelamatkan impian Rusda untuk maju di Pilgub Sultra.

Empat bulan lamanya, Rusda Mahmud “tinggal” di Jakarta. Ia bergerilya mencari dukungan partai politik demi bisa mendapatkan tiket maju di Pilgub Sultra. Ketika para calon pesaingnya sudah mengantongi satu demi satu rekomendasi, bahkan SK berformat B1-KWK, ia baru mendapat surat tugas dari Partai Demokrat. Enam kursi partai ini belum cukup untuk sampai ke KPU.

“Terus terang, saya juga hampir menganggap bahwa peluang sudah tertutup. Kami hitung-hitung, semua (partai) sudah ke calon lain. Tapi saya tak mau putus asa. Tiap salat saya berdoa…Ya Tuhan, jika memang saya tidak ditakdirkan jadi gubernur Sultra, biarlah saya tidak mendapatkan dukungan partai,” kata Rusda Mahmud.

Mantan Bupati Kolaka Utara ini menceritakan kisah ini dengan suara bergetar di depan para jurnalis yang menemuinya di posko pemenangan Rusda-Sjafei di kawasan Citra Land, Kendari. Dari balik kaca matanya, ia seperti menahan haru yang luar biasa, mengingat bagaimana ia berusaha keras mencari dukungan partai.

Dan ketika semua rekomendasi sudah diberikan ke kandidat lain, kata Rusda, ikhtiar dan doanya seperti diijabah kala seorang kawan mengajaknya bertemu Romahurmuzi, Ketua Umum DPP PPP, di pertengahan Desember 2017. Meski tahu kalau PPP sudah “milik” orang lain, ajakan itu tak disia-siakan.

“Saya pun bertemu beliau (PPP). Saya diminta presentasi soal Sultra. Pak Romy-sapaan Romahurmuzy-juga mengakui bahwa partainya sudah mendukung calon lain. Tapi karena kesempatan diberikan, saya pun bicara banyak hal soal masa depan Sultra,” urai Rusda.

Ia juga berbicara soal subtansi kelahiran reformasi adalah demokrasi yang sehat dimana masyarakat harusnya dihadirkan pilihan-pilihan pemimpin yang berkualitas agar mereka bisa memilih yang terbaik. “Di ujung pembicaraan malam itu, saya disuruh menunggu satu pekan. Saya merasa, peluang saya terbuka kembali,” kisahnya.

Dan, harapan itu benar-benar jadi kenyataan. Doa-doanya diijabah ketika tanggal 7 Januari lalu, ia diundang ke PPP untuk menerima SK B1-KWK langsung dari Ketua Umum, Romyhurmuzy dan Sekjend, Arsul Sani. Soal kandidat lain? “Katanya, nanti akan disampaikan resmi lewat Ketua DPW-nya,” tutur pria berkaca mata ini.

Lalu bagaimana anda meyakinkan simpatisan Rusda-Sjafei bahwa bisa maju Pilgub? Soal ini, kader Partai Demokrat itu mengaku jika dihubungi selalu bertanya ke orang-orangnya, apakah mereka percaya atau tidak. “Hanya itu, karena memang saya tidak bisa menunjukan dokumen dukungan apapun. Saya minta saja mereka yakin dengan perjuangan ini,” tukasnya.

Kalau kemudian beberapa kali, ada pihak di timnya yang mengait-ngaitkan dirinya dengan Parpol A dan Parpol B, lalu akhirnya tak jadi sebenarnya bukan tanpa alasan. Rusda mengaku, ia benar-benar intens bertemu dengan pimpinan-pimpinan Parpol di Jakarta.

“Dua kali saya ketemu Pak Prabowo, beberapa kali dengan Hanura. Saya kabari teman-teman di Sultra, mereka langsung anggap itu harapan. Padahal saya sudah bilang, jangan dulu diceritakan karena kita belum punya dokumen apapun. Cara saya berpolitik beda. Tidak mau klaim apapun kalau tidak ada bukti,” tukasnya.

Kini, doa-doa Rusda akhirnya diijabah. Tuhan seperti menunjukan jalan untuk sampai ke kursi Gubernur Sultra. Rabu (10/1) ia siap mendaftar ke KPU. Soal PPP dan PKB Sultra yang sudah bersama orang lain ke KPU, Rusda tak terlalu risau karena pengurus DPP dua partai itu sudah hadir di Kendari.(abdi mahatma)

CagubRusda