LENTERASULTRA.com-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi menyerahkan SK berformat B1-KWK kepada pasangan Asmani Arif-Syahrul Beddu sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kolaka periode 2018-2023. Penyerahan dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (4/1) siang.
SK itu diserahkan usai digelarnya konsolidasi nasional pemenangan Pilkada serentak 2018 yang digelar DPP PKS dengan seluruh kandidat usungannya se Indonesia. Semua calon kepala daerah diundang untuk hadir, termasuk Asmani Arif-Syahrul Beddu.
Yang menarik, kehadiran Asmani di forum konsolidasi tersebut terasa istimewa. Mantan Kepala Dinas Perdagangan da Perindustrian Kolaka yang datang ke forum itu dengan berjaz PKS, ternyata adalah satu-satunya perempuan yang diusung partai dakwah ini jadi calon kepala daerah.
Sebelum dimulainya kegiatan, Asmani terlihat beberapa kali meladeni permintaan wawancara dari jurnalis yang hadir di hotel Bidakara. “Kebetulan beliau satu-satunya perempuan yang jadi calon kepala daerah dari PKS, jadi istimewa,” kata Syahrul Beddu, Calon Wakil Bupati Kolaka, lewat aplikasi WA.
Di sela-sela rehat siang, Asmani dan Syahrul Beddu juga bertemu dengan Bupati Bone, Sulawesi Selatan, Andi Fashar Padjalangi dan wakilnya, Ambo Dalle. Bone adalah daerah tetangga Kolaka dimana secara emosional, dua wilayah ini terikat karena kultural.
“Alhamdulilah, Pak Bupati Bone, sebagai sahabat, mendukung penuh pencalonan kami dan siap hadir di beberapa kegiatan dan konsolidasi Asmani-SB,” tambah anggota DPRD Sultra itu. Kabar baik lainnya adalah sikap Wabup Bone, yang menginstruksikan semua keluarga besarnya di Kolaka untuk bergabung di barisan “BERANI”.
Pasangan Asmani-SB hadir di acara konsolidasi didampingi pengurus PKS Kolaka. Setelah hari ini, Jumat (5/1) siang, pasangan birokrat-politisi ini dijadwalkan menghadiri pertemuan serupa di DPP Partai Golkar, sekaligus penyerahan SK pencalonan.
Sementara itu, dihadapan ratusan kader PKS dan calon kepala daerah usunganya, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menyebut konsolidasi itu guna menyamakan semangat kemenangan. Ia menerangkan pada Pilkada 2018, kader PKS yang maju sebagai calon kepala daerah adalah 20 persen. Sementara 80 persen sisanya mendukung dan mengusung nonkader.
“Sehingga mereka perlu mendapatkan pemahaman dasar, perjuangan dan visi misi dari PKS. Kita berharap frekuensi suhu perjuangan sama antara para calon,” ujar Sohibul dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (4/1/2017).
Sohibul menerangkan, PKS baru mengumpulkan seluruh calon kepala daerah karena posisi strategis Pilkada serentak 2018. Pilkada 2018, ujar dia, memiliki magnitude yang sangat besar karena 70 pemilih dalam Pemilu 2019 akan terlibat. “Bahkan Pilgub tiga provinsi di Jawa sudah mencakup 40 persen pemilih,” ujar Sohibul.
Selain itu dari sisi waktu, Pilkada 2018 adalah waktu untuk memanaskan mesin partai menuju pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019. “Juni pendafaran Pemilu Legislatif dan Agustus sudah pendaftaran Capres. Pilkada 2018 ajang memanaskan mesin partai agar terus menggelinding, tidak ada jeda menuju 2019,” ujar dia.(abdi/pks.id)