LENTERASULTRA.com-Pengabdian Gubernur Sultra, Nur Alam dan Wakilnya, Saleh Lasata (NUSA) tanpa terasa sudah mendekati finish. 45 hari lagi, atau tepatnya 18 Februari 2018, keduanya akan menuntaskan tugas yang sudah 10 tahun mereka emban, hasil menang dua kali Pilkada.
Sayangnya, Nur Alam tak punya kesempatan berpamitan dengan terbuka kepada publik Sultra. Gubernur (non aktif) Sultra itu kini sedang menjalani penahanan karena terjerat masalah hukum oleh KPK. Untungnya, Saleh Lasata, sang pendamping bisa mewakili pasangan ini, berpamitan kepada warga Bumi Anoa.
Saleh Lasata yang saat ini berstatus sebagai Plt Gubernur Sultra itu memulai menyisipkan kata-kata pamit dalam setiap acara yang diikutinya saat ini. Hari ini tepat 3 Januari, Saleh Lasata berpamitan kepada seluruh pegawai di jajaran Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Sultra dan Kemenag kabupaten/kota. Itu disampaikan setelah membawakan sambutan dalan Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-72 pagi tadi.
Usai membacakan sambutan Menteri Agama, Saleg Lasata selaku Plt Gubernur Sultra mengucapkan terimakasih pada Kanwil Kemenag Sultra berserta jajarannya atas kerjasama yang dibangun dengan pemerintah provinsi (pemprov) selama 10 tahun ini.
“Tak terasa, masa saya dan Nur Alam sudah akan berakhir. Tinggal hitung jarilah dari sekarang. Makanya saya meminta waktu beberapa menit untuk menyampaikan bahwa NUSA akan berahir pada 18 Februari mendatang. Meskipun saya diangkat sebagai Plt Gubernur, tetapi saya masih wakil dari Pak Nur Alam,” ucap Saleh Lasata di hadapan ratusan pegawai Kanwil Kemenag Sultra.
Baginya, kepercayaan masyarakat Sultra tehadap NUSA sangat luar biasa. Terbukti, kepemimpinan NUSA berlangsung sampai dua periode atau selama 10 tahun. Artinya, masyarakat masih menginginkan Nur Alam dan Saleh Lasata. Namun karena persoalan hukum, Nur Alam terpaksa harus dinonaktifkan sebagai gubernur. Meskipun begitu, bagi Saleh Lasata, dirinya tetap Wakil Gubernur Sultra.
“Mohon maaf jika maaih banyak yang belum kami tuntaskan. Intinya kesempatan yang dipercayakan selama 10 tahun kepada NUSA, itu sangat berharga. Kami juga sadari dan yakini masih banyak kekurangan yang kami lakukan,” ucapnya.
Untuk itu, melalui momen Peringatan HAB ke-72, dia menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Sultra. “Secara pribadi dan atas nama Nur Alam, kami meminta maaf. Semoga jabatan kami ini bisa memberikan manfaat dan semoga kami masih tetap amanah,” tuturnya.
Dia juga mengharapkan, bahwa penggantianya nanti, harus lebih baik dan bisa memimpin Sultra lebih baim sampai lima tahun kedepan. Bahkan sampai 10 tahun, seperti masa kepemimpinan NUSA. (isma)