Cintai Gadis Poleang, Pemuda Ini Tewas Dibacok

Alwi, saat dirawat di Puskesmas dengan luka bacok di beberapa bagian tubuhnya. Ia tak bisa bertahan lama, karena kemudian tewas dalam perjalanan ke Kendari diduga karena kehabisan darah

LENTERASULTRA.com-Hidup Alwi berakhir tragis. Pemuda berusia 19 tahun ini dijemput ajal setelah tak sanggup bertahan dari luka di hampir sekujur tubuhnya. Daun telinganya bahkan lepas dan jatuk ke tanah. Anak muda asal Sinjai, Sulsel ini dibacok di Desa Paria Kecamatan Poleang Tengah, Bombana.

Tak hanya kehilanga daun telinga kanan, punggung dan lehernya juga ada luka menganga. Meski sempat bertahan sampai ke Puskesmas terdekat, hingga dibawa ke RS Kolaka, pria asal Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong ini tak bisa bertahan saat dibawa ke rumah sakit di Kendari. Ia tewas dalam perjalanan.

Tragedi itu terjadi Senin (1/1) petang, kemarin. Saat sedang duduk, sembari memainkan Ponsel di depan sebuah rumah warga di desa itu, mendadak muncul seorang pria bernama Ruslan. Setelah memastikan jika di depannya adalah “mangsa”, lelaki berusia 25 tahun itu pun langsun menghunus parang yang memang sudah ia siapkan.

Diserang mendadak, Alwi sulit menghindar apalagi melawan. Lehernya jadi sasaran tebas pertama, yang sekaligus membuat daun telinganya lepas. Setelah itu, punggungnya. Begitu warga datang, Ruslan langsung kabur hingga kemudian tertangkap polisi.

Sedangkan Alwi langsung dilarikan ke puskesmas terdekat. Hebatnya, meski sudah terluka parah, pria yang baru sebulan di Poleang dan bekerja sebagai buruh proyek itu, masih sanggup duduk di sadel sepeda motor yang membawanya ke Puskesmas. Tak sanggup ditangani di Puskesmas, ia dirujuk ke Kolaka, lalu ke Kendari.

“Korban meninggal dalam perjalanan ke Kendari tadi malam (1/1). Keluarganya sudah melapor ke kami, dan jenazahnya sudah langsun dibawa pulang ke kampung halamannya,” kata Kapolsek Poleang Iptu Jamaluddin kepada lenterasultra.com, Selasa (2/1) pagi.

Lalu kenapa Alwi harus jadi sasaran pembacokan? Ternyata gara-gara cinta. Ruslan, adalah kakak tiri dari seorang perempuan bernama Rahmatang, gadis desa Paria, Poleang Tengah. Dua pekan belakangan, Alwi dan Rahmatang menjalin cinta. Tapi kedekatan itu dilarang sang kakak tiri.

Bahkan, beberapa kali, saat Alwi menelepon Rahmatang, justru Ruslan yang mengangkatnya. Berawal dari situlah, Ruslan nampaknya sudah berniat memberi pelajaran kepada Alwi, yang ternyata berakhir tragis.(danil)

Bombanadibacok