LENTERASULTRA.com-Pasca terpilihnya Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, wacana soal kocok ulang pasangan calon kepala daerah yang sudah diputuskan Golkar era Setya Novanto mendadak mencuat. Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN) juga terimbas. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sultra itu didera isu pergantian 02.
DPD Golkar Sultra mendesak agar Ali Mazi segera menjalankan amanah rekomendasi DPP Partai Golkar terkait usulan tiga nama calon wakil gubernur pendampingnya. Imam Ghazali, Dewiyati Tamburaka dan Muh Basri disodorkan Golkar agar dipilih. Bila abai, maka bukan mustahil pencalonannya ikut jadi korban.
Tapi kubu AMAN memilih calm down alias tak mau berkonfrontasi dengan masalah tersebut. “Dengan segala hormat, kami amat menghargai sikap-sikap DPD Golkar Sultra, tapi mohon dimaklumi jika kami memilih untuk menyerahkan masalah ini ke DPP Partai Golkar. Bagi kami, sudah sulit untuk memisahkan Ali Mazi dan Lukman, karena keduanya sudah satu,” kata Hayatun Nufus, juru bicara pasangan AMAN.
Menurut Hayatun, pergantian Ketua Umum DPP Partai Golkar tidak serta merta mengubah semua keputusan yang sudah diputuskan partai, termasuk tentu saja masalah pencalonan kepala daerah. Apalagi, berulang kali, Ketua Harian DPP Partai Golkar, Nurdin Halid dan Sekjend, Idrus Marham sudah menekankan soal itu.
“Kemarin sore, kami juga menyaksikan pernyataan kedua petinggi DPP Partai Golkar itu di televisi yang tegas menyatakan, Golkar tidak akan mengubah apapun soal keputusan Pilkada, kecuali calon itu sedang bermasalah hukum. Artinya, itu berlaku juga dengan AMAN di Sultra,” tegas perempuan jebolan pascasarjana Hubungan Internasional sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta ini.
Dengan lugas, Hayatun ingin semua orang merewind ingatannya saat deklarasi AMAN, 19 Oktober lalu. Saat itu, Nurdin Halid yang hadir dan berorasi sudah menegaskan bahwa DPP Golkar merestui pasangan Ali Mazi-Lukman Abunawas sebagai calon yang diusung Golkar.
“Nilai dari sebuah pernyataan publik seorang Nurdin Halid saya kira adalah garansi bahwa pasangan ini tak bisa lagi diutak-atik. Ada pertaruhan trust (kepercayaan) disana. Golkar ini partai besar, sulit rasanya jika sekonyong-konyong membuat keputusan berbeda,” tandas perempuan perparas cantik ini.
Soal koordinasi, Hayatun menegaskan bahwa hal itu pastilah akan dilakukan. Alangkah naifnya jika AMAN diusung Partai Golkar jika kemudian tidak melibatkan partai ini sebagai elemen penting pemenangan. Konsolidasi pasti jadi sesuatu yang niscaya.
“Saat ini, kami konsentrasi kerja di lapangan untuk meyakinkan publik bahwa AMAN adalah pilihan terbaik memimpin Sultra. Relawan AMAN atau Satker Pemenangan AMAN sedang dan sudah dibentuk. Semua untuk menyolidkan barisan agar pasangan ini nilai elektoralnya terus naik,” tukas Hayatun.
Di ujung pernyaatan yang ia sampaikan kepada lenterasultra.com, pagi (15/12) ini, alumni Universitas Muhamadiyah Yogyakarta itu mengimbau kepada para pendukung AMAN untuk tetap solid, fokus di lapangan dan jangan terpengaruh oleh kabar-kabar yang bisa membuat semangat mengendur.(abdi)