LENTERASULTRA.com-Hadirnya angkutan umum berbasis aplikasi di Kota Kendari membuat para pihak yang mencari nafkah di sektor transportasi benar-benar terganggu. Setelah sebelumnya pengemudi taksi konvensional yang murka, kali ini giliran pengemudi angkutan umum alias pete-pete.
Puluhan angkutan kota (Angkot) dari berbagai trayek dan rute di Kota Kendari, Rabu (29/11) pagi ini melakukan aksi mogok beroperasi. Mereka menghentikan aktivitasnya, dan memarkir kendaraan mereka di pelataran MTQ Square, bersama puluhan taksi dari berbagai armada yang ada di metro ini.
Yang lebih mengesalkan, ada beberapa sopir angkot menurunkan penumpang di depan Mall Rabam di Kadia. Hal itu terpaksa dilakukan karena sopir angkutan yang lain, yang sudah lebih dulu mogok, memaksa kawan-kawannya untuk ikut berpartisipasi.
Meski kesal, para penumpang terpaksa turun dari angkutan yang mereka tumpangi. Yang menuju kampus baru atau sebaliknya ke arah kota lama, terpaksa mencari moda transportasi lain. Ada yang naik ojek, ada pula yang menumpang bus sekolah yang disediakan pemerintah untuk mengurai kondisi penumpukan penumpang.
Seorang penumpang yang hendak ke kampus UHO nampak kesal karena diturunkan paksa di tengah jalan. Dengan wajah misuh-misuh, ia lantas mencari moda transportasi lain agar bisa mengejar jadwal perkuliahannya. “Kita terlambat mi ini ke kampus,” ungkap penumpang yang mengaku bernama Satria itu.
Sementara itu, seorang sopir angkutan bernama Asis mengaku menggelar aksi mogok untuk meminta ketegasan pemerintah lewat Dinas Perhubungan yang akan menindak jasa transportasi berbasis aplikasi. “Masalahnya, sampai sekarang itu (transportasi aplikasi) masih beroperasi,” kata pengemudi angkot jurusan Kampus Baru-Kota lama itu.
Menurutnya, sejak beroperasinya jasa transportasi berbasis aplikasi, pendapatanya menurun drastis. Ia menduga semua karena masuknya moda transportasi yang mengandalkan panggilan lewat telepon seluler.(jovi)