83 Pelajar Plus 3 PNS Pemkot Kecanduan Narkoba

Ilustrasi : Pelajar Kecanduan Narkoba

LENTERASULTRA.com-Paparan candu Narkoba sudah benar-benar merasuki semua kalangan. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari merilis data yang cukup memiriskan. Sampai 15 November lalu, lembaga ini mencatat ada 83 pelajar yang kecanduan Nakroba dan intens menjalani rehabilitasi.

Selain pelajar, juga ada tiga PNS Pemkot Kendari yang terpapar Narkoba. Mereka kini jadi “pasian” BNNK. “Kami sudah laporkan masalah ini (PNS kecanduan Narkoba) ke Pemkot Kendari,” kata Kepala BNNK Kendari, Hj Murniaty kepada lenterasultra.com.

Murniaty mengatakan, para pelajar termasuk PNS itu intens menjalani rehabilitas rawat jalan di Klinik Pratama BNNK Kendari. “Pelajar memang yang paling banyak. 83 orang,” tukasnya.

Perempuan berjilbab ini menjelaskan, angka 83 di kalangan pelajar sebenarnya masih sangat minim dibanding yang kecanduan, tapi tak dilaporkan ke BNNK. Orang tua para pelajar itu memilih menyembunyikan apa yang terjadi dengan anaknya. “Soalnya dianggap aib kalau ketahuan,” tambahnya.

Murniaty enggan menjelaskan lebih dalam soal ketiga PNS tersebut. Yang jelas semua pegawai dari Kota Kendari. Saat ini, sudah diproses pemerintah terkait kepada pihak berwajib.

“Informasi yang kami ketahui, sepertinya bakal dipecat dari jabatannya. Silahkan tanyakan pada walikota atau sekda Kota Kendari supaya lebih jelas sudah sampai dimana prosesnya. Ketiganya masuk dalam rawat jalan kami karena termasuk pecandu narkoba,” katanya.

Selain itu, seluruh kasus yang terjadi, ada tujuh jenis narkoba dan obat-obat terlarang yang disalahgunakan. Diantaranya, shabu, PCC, Tramadol, ganja + sintesis (medusa), lem fox, kaptopril dan vapor.

“Jumlah korban PCC di Kota Kendari tahun ini cukup banyak, yaitu ada 83 orang. Ini juga banyak dari kalangan pelajar. Selain itu, ada juga mahasiswa, wiraswasta, tidak bekerja dan swasta. Berbagai macam gejala yang dirasakan korban,” bebernya.

Anggaran di BNNK belum terserap 100 persen. Itu akibat banyak kendala yang menjadi permasalahan penyalahguna barkoba yang sering dihadapi. Sehingga yang dilaporkan di BNNK dan mendapat perawatan serta rehabilitasi masih kurang. Itu dikarenakan keluarga malu untuk melaporkan keluarga karena masih beranggapan hal itu adalah aib bagi keluarga.

“Ini juga karena kurangnya kooirdinasi antara stakeholder yang terkait dalam penanganan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan ilegal. Masyarakat juga kurang peduli dengan lingkungan sekitar, jadi dibiarkan saja kalau ada yang menggunakan barang haram itu,” pungkas Murniaty. (isma)

narkobapelajar