Umar Arsal : Jelajahi Bumi Anoa, Jemput Suara Rakyat

Menjelajahi setiap jengkal tanah Sultra seringkali harus dilalui Umar Arsal dengan penuh perjuangan. Medan kerap tak bersahabat, tapi itu dianggapnya sebagai konsekuensi mengemban amanah Rakyat

Telah lebih sewindu, Umar Arsal menjadi anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara. Selama delapan tahun ia bisa membuktikan bila rakyat Sultra tidak salah memilihnya untuk duduk di Senayan.

Ketika banyak harapan memintanya maju sebagai salah satu kandidat calon gubernur atau calon wakil gubernur Sultra, ia menolak. Baginya, menjadi anggota DPR RI jauh lebih membuatnya bahagia. “Ibu saya tidak memberi restu (maju Pilgub), saya diminta fokus di DPR RI,” begitu alasan Umar Arsal.

Tahun depan, partai-partai politik di Indonesia sudah akan melakukan rekrutmen calon anggota legislatif di semua tingkatan. Dan Umar Arsal sudah memantapkan niatnya kembali maju di DPR RI, untuk kali ketiga. “Insya Allah, saya akan mengabdi kembali di Senayan, jika rakyat Sultra masih memberi kepercayaan,” kata pria kelahiran Makassar ini.

Umar layak disematkan predikat sebagai sosok legislator dambaan rakyat. Ia sudah menjelajahi setiap jengkal tanah di Sultra, dari Pulau Kabaena di Bombana hingga Routa di Konawe Utara. Dari Batu Atas di Buton Selatan, hingga Wawonii di Konawe Kepulauan.

“Sebagai anggota DPR, saya bertanggungjawab memastikan bahwa negara hadir dan peduli terhadap masalah di daerah,” katanya soal alasan menjelajahi Sultra. Apalagi, selama delapan tahun terakhir ia duduk di Komisi V, yang membidangi infrastruktur.

Sebulan lalu, Umar diminta Fraksi Partai Demokrat untuk mengawal kepentingan rakyat di Komisi IV yang membidangi perikanan, kelautan, pertanian dan kemaritiman termasuk Bulog.

Telah banyak yang dilakukan salah satu kader terbaik Partai Demokrat ini selama menjadi wakil rakyat Sultra di Senayan. Di periode pertama misalnya, ada Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), berupa dana Rp 250 Juta perdesa dan sudah dinikmati lebih dari 500 desa di Sultra. Anggaran bandara, jembatan dan jalan ia perjuangkan.

Lelaki yang berulang tahun setiap 6 Januari ini juga terkenal paling aspirasitaf sebagai seorang legislator. Ia rela menjelajahi pelosok negeri ini hanya untuk mendengar suara dan keluhan rakyat. Umar hanya ingin memastikan bahwa ada dirinya di DPR yang akan memperjuangkan nasib mereka.

Ia bahkan tak sungkan menggelontorkan biaya dari kantongnya, demi membantu kesulitan warga. Umar peduli, mau mendengar keluhan rakyat, bersahabat, dan sosok pekerja keras.

“Rakyat Sultra sudah meminta dan memberi amanah kepada saya untuk menjadi wakilnya di DPR RI. Itu adalah kesempatan saya mengabdi, salah satunya dengan mendengar apa yang mereka rasa dan butuhkan sebagai masyarakat. Bila itu bersinggungan dengan pemerintah pusat, jadi tanggungawab saya untuk memperjuangkannya. Kalau urusannya dengan pemerintah di daerah, saya tinggal berkoordinasi,” kata Ketua Divisi Tanggap Darurat dan Bantuan Kemanusiaan DPP Partai Demokrat itu.

Sejak 2012 lalu, Umar mencanangkan sebuah program luar biasa yakni pengobatan gratis dan bakti sosial di Sultra. Bersama tenaga medis yang ia biayai sendiri, Umar Arsal melakukan perjalanan ke pelosok Sultra.

Ia berusaha mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses sarana kesehatan yang terlalu jauh. Itu adalah salah satu bentuk kepeduliannya terhadap masalah-masalah di Sultra.

“Pengobatan massal itu adalah media saya dekat dengan rakyat. Dengan cara itu, saya juga bisa mendengar keluhan rakyat terkait kehidupan mereka,”

“Makanya seringkali saya temukan ada nelayan yang kesulitan mengembangkan hasil tangkapannya karena tidak adanya perahu layak, atau rumah yang tidak layak huni. Disitulah sebagai anggota DPR RI saya menjaring aspirasi mereka, kemudian diperjuangkan dalam bentuk program,” kata jebolan Unhas Makassar, 1989 ini.

Salah satu bentuk kongrit perhatiannya terhadap daerah ini adalah dengan mendirikan lembaga bernama Rumah Aspirasi Umar Arsal. Lewat lembaga ini, rakyat bisa menyampaikan keluhan, aspirasi, masalah pembangunan di daerahnya bila belum sempat ia kunjungi atau yang belum berkesempatan mengakses langsung sosok Umar Arsal. Rumah Aspirasi-lah yang akan melanjutkan usulan dan masalah di daerah untuk diteruskan kepadanya.

Dengan modal peduli dan aspiratif itulah, saat Pemilu 2014 silam, ia kembali dipercaya rakyat menjadi anggota DPR RI. Hebatnya, dari enam incumbent, hanya dia yang terpilih dan kembali melenggang ke Senayan. Padalah, pesaingnya termasuk politisi yang ia kalahkan, adalah nama-nama besar di Sultra.

Umar Arsal tak butuh penghormatan berlebihan. Menggelar pertemuan di bawah pohon-pohon jati saat berada di Konsel pun ia bahagia sepanjang bersama rakyat

“Insya Allah, saya akan kembali maju lagi di DPR RI pada Pemilu 2019 nanti,” katanya. Partai Demokrat tentu saja tetap akan jadi kendaraan politiknya karena partai inilah yang memberinya kesempatan menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain.

Investasi politik Umar Arsal untuk maju di Pemilu 2019 sudah lumayan lebih dari cukup. Pengabdiannya terhadap rakyat Sultra melebihi yang sudah dilakukan koleganya di DPR RI yang sama-sama berasal dari Sultra. Jelajah Bumi Anoa, menggelar bakti sosial sekaligus menyerap aspirasi adalah modalnya.

Beragam program-program nasional ia bawa ke Bumi Anoa. Salah satunya adalah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk rumah-rumah tidak layak huni.

Dalam setahun ini, Umar Arsal sudah menggelontorkan program itu terhadap ratusan rumah tak layak di Sultra. Tiap rumah penerima manfaat diberi stimulan Rp 15 juta, per kepala keluarga untuk melakukan perbaikan sepantasnya. Sudah lebih dari 500 unit rumah ia bantu.

Lalu, nikmat mana lagi yang rakyat Sultra mesti dustakan melihat abdi Umar Arsal untuk daerah ini?

Penulis : Abdi Mahatma

DemokratUmar Arsal