LENTERASULTRA.com-Pilwali Kota Baubau 2018 nanti diramalkan bakal menghadirkan pertarungan sengit antara dua kader Partai Amanat Nasional (PAN), Roslina Rahim dan AS Tamrin. Posisi mereka saat ini pun mentereng. Nama pertama adalah Ketua DPRD Kota Baubau, sedangkan yang lainnya adalah Walikota Baubau.
Di lini masa media sosial, hanya pendukung kedua kandidat ini yang terlibat perang urat syaraf. Sedangkan dua kandidat lainnya, Masra Manarfa dan Yusran Fahim terlihat tak begitu massif “keributannya”. Pilwali Baubau seperti hanya menghadirkan rivalitas antara Roslina dan Tamrin.
“Sesungguhnya ini kebanggaan sekaligus dilema. PAN terbukti sukses memiliki banyak kader potensial sehingga jadi rebutan partai politik,” kata Ketua DPW PAN Sultra, Abdurrahman Shaleh, menanggapi tampilnya dua kader terbaik PAN yang harus berhadap-hadapan di Pilwali nanti.
Menurut Rahman Shaleh, kondisi ini memang agak “unik” bagi partai. Di satu sisi, PAN bisa menunjukan punya stokc kader berkualitas yang bisa diterima masyarakat. Akibatnya tak bisa dihindari, ada kader matahari terbit yang dilamar partai lain untuk maju di kontestasi politik.
“Ini bukti bahwa PAN sukses mempersiapkan kader agar bisa berkiprah luas di masyarakat. Ini memang dilema, karena bagaimanapun partai harus terus maju dan berkembang, salah satunya menyiapkan kader berkualitas,” kata Ketua DPRD Sultra itu.
Meski demikian, aturan internal partai tetaplah harus ditegakan. Hanya saja, kata mantan anggota DPRD Kota Kendari ini, pelajaran seperti di Kota Baubau akan menjadi rujukan bagi partai untuk mempersiapkan rambu-rambu internal yang mengatur loyalitas kader.
Terkait sanksi terhadap Roslina Rahim yang maju Pilwali tapi tak bersama PAN, kata pengganti Umar Samiun itu, sejauh ini belum dipikirkan sampai yang bersangkutan memperlihatkan secara konstitusi sudah berada diluar rel partai.
Untuk diketahui, Roslina Rahim adalah salah satu kader terbaik PAN di tanah Buton. Ia saat ini adalah Ketua DPRD Baubau yang dilahirkan PAN. Di Pilwali mendatang, ia bersama Yasin Mazadu berpasangan dan diusung PKB dan Hanura.
Suka tidak suka, Roslina bakal berhadap-hadapan dengan partainya sendiri yang mengusung AS Tamrin sebagai Cawali, jika kelak ditetapkan menjadi calon Walikota Baubau. Salah satu konsekuensi awal yang harus ia lalui adalah mengundurkan diri sebagai anggota DPRD.
“Begitu partai menetapkan calon yang harus didukung, tidak ada tawar menawar bagi kader PAN di seluruh Sultra, termasuk di Baubau untuk tidak patuh. Ini mutlak. Artinya, kalau partai sudah memutuskan AS Tamrin, maka itu mutlak diperjuangakan menang,” tambah Abdurrahman Shaleh.
Bagi yang tidak mematuhi perintah partai, implikasinya adalah sanksi. “Soal sanksinya bagaimana, saya kira sudah banyak contohnya. Tentu tergantung pelanggaran dan posisi kader yang melanggar itu,” tandas Ketua DPRD Sultra tersebut.(abdi)