Kesetrum di Tiang Listrik, Pria Asal Muna Dijemput Ajal

Jasad Irwanto terbujur kaku di ruang jenazah RSUD Bhayangkara Kendari. Ia tewas usai tersengat listrik

LENTERASULTRA.com-Merantau ke Kota Kendari untuk memperbaiki nasib, Irwanto malah kembali ke kampung halamannya di Watupute, Kabupaten Muna dalam kondisi tanpa nyawa. Pria berusia 21 tahun ini dijemput ajal di tiang listrik, saat sedang bekerja.

Saat ini, jasad lelaki asal Desa Lakapodo itu sudah berada di tengah-tengah keluarganya yang bersedih. Selasa (7/11), petang, jenazahnya diperjalankan dari Kota Kendari melewati jalur penyeberangan Torobulu, oleh rekan-rekan kerjanya dari PT Global Elektrikal Indonesia (GEI).

Nasib tragis menimpa Irwanto ketika melakukan perbaikan instalasi di sebuah tiang listrik di Jalan Haeba Dalam, Transito, Wuawua, Selasa (7/11) siang. Saat istirahat makan siang, anak muda ini menyelesaikan makannya lebih cepat.

Ia kemudian memanjat tiang listrik untuk mengencangkan sesuatu. Padahal, itu bukanlah tugas utamanya. Petaka kemudian datang menimpanya. Entah apa yang terjadi, sebuah ledakan terdengar di tiang listrik dimana Irwanto sedang memanjat.

“Kami keluar, ternyata Irwanto tersengat listrik, tubuhnya melengket sesaat,” kisah Unang, salah seorang pengawas lapangan PT GEI. Melihat itu, kawan-kawan Irianto bergegas menolong. Tanda-tanda hidup masih sempat terlihat, tapi kemudian nyawanya tak lagi tertolong saat dibawa ke rumah sakit.

Untuk diketahui, PT GEI adalah perusahaan mitra PT PLN Kendari yang ditunjuk melakukan pengerjaan instalasi milik PLN. PT GEI adalah  perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan kontruksi listrik.

Seorang kerabat korban, La Ode Ashar mengatakan bahwa pihaknya menganggap kejadian tersebut adalah sebuah musibah, apalagi kejadiannya tidak terduga sama sekali. Meski begitu, pihak perusahaan tetaplah harus bertanggungjawab.

Kepergian Irwanto menyisakan duka bagi kerabatnya. Paman korban, bernama La Ndino mengaku bahwa Sabtu (5/11) malam lalu, keponakannya itu datang padanya dan menitip duit Rp 400 Ribu. “Dia bawakan saya itu uang gajinya. Katanya, kasih mamanya. Ternyata itu firasat mungkin,” kata La Ndino dengan raut sedih kala ditemui di RS Bhayangkara Kendari.

Saat itu, La Ndino memang sudah merasakan ada yang aneh dengan perkataan Irwanto. Meski demikian, ia hanya menitip pesan kepada keponakannya itu agar hati-hati saat kerja. “Pekerjaaanmu itu beresiko tinggi, harus selalu berhati-hati” kata La Ndino saat itu.

Pamannya itu tak berfikiran sedikitpun bahwa kunjungan Irwanto pada malam itu adalah perjumpaannya yang terakhir kali. “Saya tidak sangka itu pertemuan terakhir saya dengan dia,” ucapnya.(astil)

MayatMuna