Demokrat Jadi Penentu Poros Baru Pilgub Sultra

DOK LENTERASULTRA.com
Partai Demokrat kini menjadi kunci, apakah bakal lahir poros baru Pilgub atau tidak. Sampai sekarang partai ini belum menentukan sikap akan mendukung siapa di Pilgub nanti. Nampak Ketua PD Sultra, Muh Endang SA (tengah), dalam sebuah acara partai beberapa waktu lalu

LENTERASULTRA.com-Polarisasi dukungan partai politik di Sultra menjelang Pilgub sudah mulai jelas. Satu persatu sudah menyatakan sikapnya. Publik pun sudah tahu bahwa sementara ini baru ada dua kutub besar pasangan calon, Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN) serta Asrun-Hugua (SAH).

Masih mungkinkah ada pasangan baru yang diusung partai-partai lain yang belum menyatakan dukungannya secara resmi? Sebagaimana diketahui, yang tersisa saat ini adalah Partai Demokrat, Gerindra, Hanura dan PKB. Total kursinya adalah  14.

Bila tiga partai yang disebut terakhir ini disatukan dan berniat membangun poros baru jumlah kursi mereka di DPRD hanya maksimal 8. Itu berarti, tidak bisa memenuhi syarat minimal pengajuan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sultra ke KPU, yang mewajibkan didukung setidaknya 9 kursi parpol maupun gabungan parpol.

Itu artinya, arah dukungan Partai Demokrat bakal sangat menentukan lahirnya poros baru di Pilgub Sultra. Bila partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini memilih Ali Mazi atau Asrun, kelarlah harapan pasangan lain yang masih bermimpi meretas jalannya ke panggung Pilgub.

Problemnya, bisakah Partai Demokrat dan Gerindra disatukan dalam satu gerbong? Itulah yang bakal jadi pertanyaan besar publik, karena melihat riwayat hubungan dua partai ini, baik di level pusat apalagi di daerah, tidak selalu sejalan.

Di pusat misalnya, hubungan antara SBY yang menjadi tokoh sentral Partai Demokrat, dan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra tidak selalu mulus seperti terlihat. Keduanya memang sempat bertemu di Cikeas, Juli 2017 lalu menyikapi UU Pemilu, tapi tetap saja, publik mempresepsi keduanya punya sikap politik berbeda.

Yang paling tajam tentu saja di daerah. Di Sultra, tokoh dua partai ini punya riwayat hubungan yang kurang baik. Muh Endang SA, Ketua Partai Demokrat Sultra dan H Imran, Ketua Gerindra Sultra. Seteru senyap keduanya sudah lama terjadi, dan belum cair sampai hari ini.

Dulu, keduanya sangatlah karib. Imran adalah Ketua Demokrat Sultra sedangkan Endang adalah sekretarisnya. Saat Musda Partai Demokrat tahun 2011 lalu, tak terduga, Endang secara aklamasi dipilih sebagai Ketua PD Sultra. Imran kecewa, dan sejak saat itu hubungan keduanya berlawanan.

“Tapi kan politik itu cair. Bisa saja ada yang berubah. Hubungan Demokrat dan Gerindra di Sultra kan harusnya dipandang sebagai hubungan politik, tidak elok kalau kisah masa lalu dibawa-bawa. Yang jelas, kami siap berkolaborasi dengan partai apapun di Sultra,” elak Endang saat ditanya peluang Demokrat satu poros dengan Gerindra.

Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra ini mengakui bahwa Partai Demokrat memang bakal jadi penentu lahirnya satu poros baru di Pilgub. Dengan 6 kursi di DPRD, sangat signifikan bila disandingkan dengan Gerindra dan mungkin Hanura. “Tapi, lagi-lagi komunikasi inikan belum dibangun, baik di DPP maupun di daerah,” katanya.

Menurut Endang, partainya baru akan menentukan sikap paling lama akhir November ini. Calon yang akan diusung adalah mereka yang namanya sudah diusulkan oleh DPD Demokrat beberapa waktu lalu.

“Tapi apakah nantinya bersama Gerindra, bersama Hanura atau kami ikut poros yang sudah ada, semua tergantung DPP. Hanya memang, kalau dikait-kaitkan hubungan tokoh Demokrat dan Gerindra, baik di pusat apalagi di daerah, mungkin sulit (satu poros). Tapi sekali lagi, politik itu dinamis. Kemustahilan bisa berganti nyata,” tukas Endang, berdiplomasi.

Saat ini, masih banyak kandidat calon gubernur Sultra yang sedang menunggu sikap Partai Demokrat, Gerindra dan Hanura. Ada Rusda Mahmud, La Ode Ida, Rusman Emba, Supomo. Nama-nama itu sampai sekarang belum jelas, partai mana yang akan memberikan dukungan.

Andai kemudian Demokrat memilih mendukung Asrun atau Ali Mazi yang sudah punya gerbong sendiri? Maka publik harus siap-siap mengucapkan selamat tinggal kepada nama-nama itu.(abdi mahatma)

CagubRusda