LENTERASULTRA.com-Ratusan orang mengantarkan jasad Musakkir Sarira ke pemakaman. Jenazah Ketua DPRD Kolaka Utara ini dikebumikan Kamis (19/10) sore di kampung halamannya, di Desa Maroko Kecamatan Rante Angin, Kolut.
Bupati Kolaka Utara, Nur Rahman Umar terlihat hadir di lokasi pemakaman. Koleganya di PDIP, Litanto juga mengantar Musakir ke peristarahatan terakhir. Kontributor lenterasultra.com di Kolut, Mashap melaporkan jika pelayat sangat banyak yang hadir.
Kakak almarhum, Haedirman Sarira dengan nada tinggi meminta keluarganya untuk menyerahkan sepenuhnya ke penegak hukum. “Jangan pernah main hakim sendiri, biarkan AE diurus polisi,” tuturnya dengan nada bergetar.
Ia juga meminta kepada semua yang hadir agar memaafkan segala kesalahan adiknya di saat hidup. Katanya, adiknya itu pernah tiga kali menikah. Anaknya ada yang saat ini sedang berlayar dan mungkin tak tahu peristiwa ini. “Satu di Makassar (sedang) kuliah dan dua di Lasusua, masih kecil,” ucapnya.
Bupati Kolut, H Nur Rahman Umar punya banyak kesan baik terhadap almarhum. Bagi bupati yang dilantik Agustus lalu itu, Musakkir bukan hanya kader PDIP terbaik namun putra Kolut terbaik yang selalu berbikir soal rakyat.
“Terakhir kali saya ketemu beliau, kami rapat soal program pembangunan Kolut kedepan,” kata mantan Kepala Dinas Pertambangan Kolaka Utara itu.
Sekretaris PDIP Sultra, Litanto juga punya kesan senada. Ia merasa sangat kehilangan salah satu kawan dan kolega berjuang di partai. “Tiga malam lalu, beliau ini nginap di rumah saya di Kendari. Padahal itu jarang terjadi,” kata anggota DPRD Sultra ini.
Sementara itu, misteri soal motif pembunuhan yang dilakukan AE sampai sekarang masih diselidiki pihak kepolisian. Kapolres Kolaka Utara, AKBP Bambang Satriawan bilang, pihaknya masih melakukan pemeriksan intensif terhada tersangka, AE.
Sebuah pisau dapur jadi barang bukti. Peristiwa penusukan itu sendiri terjadi Selasa (17/10) tengah malam di rumah jabatan Ketua DPRD Kolut. Musakir Sarira diserang istrinya saat keluar dari kamar. Sebuah luka menembus ulu hati dengan kedalaman 4 centimeter membuat ajal menjemput Ketua KNPI Kolut itu.
“Motifnya kita masih dalami. Ini masalah pribadi, masalah keluarga. Ada cekcok sebelum kejadian. Dua Satpol PP yang berjaga di rumah dinas malam itu kami sudah minta keterangannya,” kata mantan Kanit I Dittipikor Bareskrim Polri itu.(jojon)