LENTERASULTRA.com-Kenangan tentang sosok Hj Fatimah yang hebat rupanya melekat di hati banyak orang. Wa Ode Nurhayati (WON) salah satunya. Mantan anggota DPR RI ini adalah satu dari sekian banyak orang yang mengagumi sosok ibunda Nur Alam, Gubernur Sultra non aktif, yang wafat Jumat (13/10) lalu.
WON, pernah menyempatkan diri membesuk perempuan sepuh itu ketika masih terbaring di rumah sakit Bahtermas. “Saya tidak ingat persis tanggalnya. Sekitar akhir September lalu,” kenang WON, seperti disampaikannya kepada lenterasultra.com, malam ini.
Kala itu, WON ditemani seorang kerabat Nur Alam bernama Riri, membesuk Hj Sitti Fatimah. Ibu dari yang pernah melahirkan 11 anak itu sudah tak sadarkan diri.
“Saya merasakan genggaman tanganya. Ia seperti memberi saya kekuatan, kekuatan yang sama seperti yang diberikan mendiang ibu saya untuk kuat menjalani segala getir hidup,” kata WON.
Perempuan yang kini tengah meretas jalan menuju kursi Gubernur Sultra itu mengaku sangat mengagumi sosok Hj Fatimah. Ibu yang tetaplah sederhana, dan tidak berubah meski putranya sudah sukses.
“Beliau melepaskan diri dari hiruk pikuk lingkaran kekuasaan yang mengitari putranya. Saya sangat beruntung sempat mencium tangannya,” tutur wanita kelahiran Liya, Wakatobi, tahun 1981 itu.
Sayangnya, saat Hj Fatimah “pergi”, WON tak berada di Kendari. Meski demikian, duka sangat ia rasakan. Kisah ini saya ceritakan ke suami dan teman-teman yang kini berjuang bersama kami di WON-Andre,” tambah mantan kader PAN ini.
Sebagai referensi, Wa Ode Nurhayati dan Nur Alam di masa lalu, sekira 8 tahun silam adalah dua kutub politik yang dipersepsikan publik bersimpang jalan.
Itu diawali ketika WON, dengan sekonyong-konyong masuk dalam daftar caleg DPR RI dari PAN. Dan semua orang tahu, Nur Alam tak begitu simpatik. Makin meruncing, setelah WON justru terpilih jadi anggot DPR.
Sebagai Gubernur Sultra dan anggota DPR RI dari Sultra, Nur Alam dan WON, sesekali “terpaksa” duduk semeja membahas daerah ini. Selalu tertangkap ada energi yang tidak bersinergi antara keduanya.
Kala Nur Alam mengawarkan konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertambangan dibangun di Sultra, WON tak pernah sepakat. Jadilah ini sebagai pembenar bila keduanya selalu sepakat untuk tidak sepakat.
Ternyata, dibalik semua itu, WON tetaplah takzim dan sangat mengagumi sosok Hj Fatimah. Ibunda Nur Alam. “Saya sangat berduka dengan kepergian beliau,” lirih suara WON.(***)
Penulis : Abdi Mahatma