LENTERASULTRA.com- Warga Sulawesi Tenggara (Sultra) yang ingin menunaikan ibadah haji melalui jalur reguler harus bersabar. Butuh waktu 19 tahun lagi, atau jika daftar hari ini maka menunggu hingga tahun 2036 untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima itu.
Kemenag mencatat akibat pengurangan kuota haji, daftar tunggu mencapai 23 tahun. Namun, setelah jatah 20 persen yang sempat dikurangi kini dikembalikan, penantian calon haji berkurang hingga empat tahun.
Kepala Bidang (Kabid) Pelaksanaan Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Sultra, Wa Masi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 6/10/2017 mengatakan, kuota haji Sultra tahun ini bertambah dua ribuan lebih. Hal itu membuat masa tunggu jadi 19 tahun,” jelas Wa Masi.
Wa Masi mengakui, pendaftaran haji selalu meningkat setiap tahunnya. Hal itu dipicu oleh kondisi ekonomi masyarakat yang mulai.membaik,” katanya.
“Kami itu hampir tiap hari melayani pendaftaran haji. Ini juga akibat dari kemudahan syarat untuk berhaji ditambah keadaan ekonomi masyarakat juga semakin membaik. Maka jangan heran jumlah calon jemaah haji hingga kini capai tiga puluh ribuan lebih,” kata perempuan berjilbab itu.
Seiring dengan tingginya animo masyarakat untuk menunaikan ibadah haji, dibarengi dengan pelayanan serta penyelenggaraan yang baik. Oleh karena itu, setiap tahun Kanwil Kemenag Sultra dalam hal ini Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH), terus meningkatkan kualitas pelayanan.
“Alhamdulillah tahun kemarin pelaksanaanya sudah bagus dan tahun ini semakin bagus lagi. Selain peserta haji puas dengan pelayanan, mereka juga tertib dan mengikuti arahan dari panitia,” bebernya.
Sebanyak empat kelompok terbang (kloter) ditambah satu kloter gabungan dengan embarkasi Makassar, jemaah haji Sultra, teratur serta mudah diarahkan sejak pemberangkatan sampai pemulangan.
“Bahkan jemaah kita itu diapresiasi dengan PPIH Makassar atas kekompakkan dan teratur. Sampai di embarkasi Makassar, jemaah kita menggunakan pakaian yang seragam sehingga lebih tertib,” ucapnya.
Saat di Mekkah dan Madinah, jamaah dilayani dengan maksimal sehingga mereka merasa puas. Fasilitas serta akomodasi lainnya memadai. Mulai dari makanan, transportasi serta hotel sebagai tempat menginap para jamaah. Selain itu, setiap kloter disiapkan pula petugas medis terdiri dari dokter dan perawat. Ditambah klinik pada masing-masing kloter. Dalam hal ini, jamaah juga diberi pelayanan kesehatan yang baik pula.
“Kalau ada yang terganggu kesehatannya, langsung diberi tindakan medis secepatnya. Jika tidak memungkinkan dirawat ditempat, maka kita langsung rujuk di rumah sakit. Hanya saja kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, takdir sudah diatur oleh yang Maha Kuasa,” ucap Wa Masi.
Meski demikian, upaya dan tindakan yang maksimal panitia dan petugas medis, tidak mampu menghalangi kehendak tuhan. Empat jemaah Sultra meninggal di tanah suci dan langsung dimakamkan disana (Arab Saudi). Keempatnya, memiliki riwayat gangguan pernafasan dan jantung.
Keempat jemaah tersebut, sebut Wa Masi, Syafiruddin Lame Manggi asal Bombana, Muhammad Darwis Razak asal Kota Kendari, Madinusa La Bungandera asal Wakatobi dan Jumra Umar Daeng Pawinru asal Kolaka. Selain itu, tiga orang diantaranya dipulangkan atau ditanazul duluan. Riwayat gangguan jiwa yang mereka alami, maka harus dipulangkan duluan. Takutnya, semakin parah dan mengganggu jamaah lainnya sehingga harus cepat dikembalikan kepada keluarga di tanah air.
“Alhamdulillah semua prosesi wajib haji dilaksanakan. Tinggal sunah-sunah haji saja tidak sempat dituntaskan,” katanya.
Dia berharap pelaksanaan haji tahun depan lebih baik dan maksimal dari tahun ini. Pihaknya juga terus mengevaluasi apa saja yang masih kurang untuk diperbaiki kedepannya. Selain itu, dia juga berharap Sultra mendapat tambahan jatah atau kuota lagi tahun depan.
“Saya belum bisa pastikan apakah ada tambahan atau tidak. Yang jelas kami akan upayakan agar ada penambahan supaya masa tunggu calon jamaah tidak terlaku lama. Kalaupun tidak ada tambahan, insa allah masih tetap pada kuota tahun ini,” pungkas Wa Masi. (Isma)
Editor :Sarfiayanti