LENTERASULTRA.com-Bombana sangatlah istimewa bagi Amran Sulaiman. Hanya dalam tempo dua bulan terakhir, Menteri Pertanian RI itu sudah dua kali berkunjung ke daerah yang kini dipimpin H Tafdil. Pertama, 3 Agustus lalu dan kedua, hari ini, Minggu, 1 Oktober.
Dua kali ke Bombana, Amran selalu datang bersama seorang pengusaha bernama H Andi Syamsuddin. Bedanya, saat kedatangan pertamanya dua bulan lalu, H Syam-panggilan sang pengusaha, hanya datang menjajaki peluang membuka industri perkebunan tebu sekaligus membangun pabrik gulanya.
Bahkan kala itu, pengusaha ini juga tertarik dengan tanah dan lahan-lahan di Bombana yang bisa dikembangkan menjadi kawasan industri pengolahan jagung dan daging sapi di Bombana. Amran juga berjanji akan mendukung pengembangan dua jenis komoditas itu.
Nah, Minggu (1/10) siang tadi, H Syam malah sudah bergerak lebih maju. Dibawah bendera PT Jhonlin Batu Mandiri, pria yang juga sukses di Amerika Serikat ini, sudah melakukan penanaman perdana tebu, agar pabrik gula bisa segera diwujudkan.
Demi menemani H Syamsuddin, mengejar gula Bombana, menteri asal Bone itu bahkan rela minta izin untuk tak menghadiri ajakan Presiden Jokowi, menikmati suguhan kopi di istana Bogor, yang digelar demi memeringati hari kopi internasional yang jatuh 1 Oktober, hari ini.
“Saya ijin ke Presiden tadi pagi, mau ke Bombana. Padahal beliau mengundang minum kopi di istana Bogor. Syukurnya, beliau mengerti dan mengijinkan kami. Padahal tadi malam kami baru pulang dari lawatan ke Thailan dan Vietnam,” cerita Amran Sulaiman, saat memulai sambutannya di acara penanaman tebu.
Hajatan tanam tebu perdana itu digelar di Desa Tinabite, Kecamatan Lantari Jaya. Luas areanya sekira 500 hektar yang siap tanam, dan rencana 20 ribu hektar. Kawasan kebun ini juga berdekatan dengan lahan yang sudah dibebasakan perusahaan, untuk dibangun pabrik gula.
Pemilik gurita usaha berbendera PT Tiran ini berkisah bahwa dirinya amat serius mengawal berdirinya pabrik gula di Bombana. Soalnya, jika ini sukses, maka bakal bisa menyerap 10 ribu karyawan, yang artinya bisa mendorong terbukanya lapangan kerja baru. “Harus prioritas orang Bombana,” Amran mengimbuhi pernyataannya, memberi penekanan soal rekrutmen karyawan.
Amran Sulaiman mengurai, Indonesia saat ini sedang merencanakan dibukanya 500 ribu hektar lahan di seluruh Nusantara, untuk pembangunan 10 pabrik gula dan salah satunya akan di bangun di Bombana.
“Ini (di Bombana), saya harapkan bisa jadi pabrik percontohan di Indonesia,” optimis Amran. Ia melanjutkan, dari target 10 pabrik gula, 5 unit sudah beroperasi dan di Bombana adalah yang ke 6.
“Aku mau uji. Jangan-jangan anak Sulawesi (H Syamsuddin) tidak mampu membangun di daerahnya. Kita akan buktikan di kampung sendiri, kita lebih mampu, pabriknya kita sudah pesan dan tahun 2019 rencana kita sudah mulai giling (tebu jadi gula),” imbuhnya.
Secara khusus, Amran berpesan agar semua eleman di Bombana membantu dan menjaga kelancaran pembangunan pabrik itu nanti. “Jika ingin anak cucu kalian berhenti miskin, bangun ini pabrik,” pesannya.
Urusan penanaman tebu di Lantari ini memang istimewa. Tak sampai dua jam, semuanya sudah kelar dan Menteri bersama kawannya, terbang kembali ke Kendari, untuk selanjutnya kembali ke Jakarta.
Saat tiba di Bombana, Menteri Amran bersama H Syamsuddin menggunakan helikopter. Mereka tiba pukul 10.00 Wita, dan sudah meninggalkan tempat sekitar pukul 11.30.
Tak terlihat Bupati Bombana, H Tafdil menyambut dan menemani tamu khususnya ini. Hanya ada Sekretaris Kabupaten, Burhanuddin S Noy dan Kapolres Bombana, AKBP Andi Adnan Syafruddin.
Amran memang seperti “berjodoh” dengan Bombana. sejauh ini, baru ia menteri yang pernah berkunjung ke daerah itu, dua kali pula. Sejak era H Saifuddin Dullah memimpin Bombana, di tahun 2003 dan berlanjut ke masa Atikurrahman hingga era Bupati H Tafdil di tahun 2011-2016, tak sekalipun ada menteri, pembantu presiden yang menginjakan kaki di Bombana.
Nantilah saat Hj Sitti Saleha jadi Pj Bupati, ia sukses meyakinkan seorang Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI bila daerah itu kaya akan potensi industri pertanian dan perkebunan.
Potensi Bombana ini bahkan jauh lebih menjanjikan sejahtera ketimbang industri pertambangan yang pada akhirnya membuat rakyat menderita karena lingkungan yang jadi terdegradasi.(danil)
Editor : Abdi Mahatma