LENTERASULTRA.com-Dini Prasetya namanya. Ia seorang bidan dengan paras cantik, yang bertugas di Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Barat. Agustus lalu, ia ditemukan jadi mayat.
Sejak awal, polisi menduga bila bidan cantik itu adalah korban pembunuhan. Pengusutan dilakukan hingga akhirnya misteri terkuat. Ia dibunuh seorang lelaki berinisial ASP, yang ternyata pacar sang bidan. “Tersangka marah karena korban minta putus,” beber Wakapolres Kobar Kompol Dhovan Oktavianto.
ASP dibekuk Satuan Buru Sergap (Buser) Polres Kobar yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Arut Utara Ipda Mujio. Pelaku diringkus di Kabupaten Sintang, Provinsi Kabar, Minggu (17/9) sekitar 03.00 WIB dini hari.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), keterangan ibu korban, serta pengakuan ASP, kerangka yang ditemukan Agustus lalu memang kerangka Dinie Prasetya.
Saat diperiksa, ASP mengaku membunuh Dini lantaran tidak terima korban ingin memutuskan hubungan mereka dengan dalih hubungan mereka tidak disetujui orang tua korban.
Kemudian antara Dini dan ASP sempat cekcok mulut. Pemuda desa yang memiliki tato naga di bagian dadanya itu menuding kalau korban sengaja ingin mengakhiri hubungannya karena ada pria idaman lain, dan mengancam akan menghabisi nyawa korban jika ngotot ingin mengakhiri hubungan mereka.
5 Agustus lalu, tepat malam hari, ASP menyambangi rumah Dini tapi tak kehadiran pria itu diabaikan. Merasa sakit hati, lelaki berusia 27 tahun itu mengambil palu dan dipukulkan ke kepala sang bidan. Tewas.
Tak hanya itu, untuk memastikan korban telah tewas, tersangka kemudian menusuk dada korban dengan pisau. “Ambil terpal di rumahnya untuk membungkus korban dan membawanya ke seberang sungai menggunakan perahu dan dikuburkan di pinggir sungai tersebut,” Wakapolres seperti dikutip di jawapos.com.
Dhovan melanjutkan, tersangka kembali ke rumah korban, dan membersihkan percikan darah, kemudian mengambil barang-barang yang ada di rumah korban, lalu kabur. “Jenazah sengaja dikubur untuk menghilangkan jejak, namun sepintar apapun cara untuk melakukan kejahatan pasti akan terbongkar,” pungkasnya.
Korban Dini diketahui telah dikubur selama 1 bulan di pinggir sungai. Wanita 26 tahun itu dibunuh oleh kekasihnya sendiri pada 5 Agustus malam, dan jenazahnya berupa tulang belulang ditemukan pada 4 September lalu.
Jadi Tukang Cukur
Kapolsek Arut Utara Iptu Mujio menjelaskan, ASP kabur setelah mengubur mayat korban di pinggir sungai. ”Dia bersihkan juga tempat tinggal korban, kemudian kabur,” ujarnya, Selasa (19/9) pagi.
Saat itu ASP tidak langsung kabur menuju Sintang. Dia beberapa kali singgah di sejumlah tempat. Pada awalnya dia menuju Rantau Pulut, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan. Selanjutnya dia menuju Tumbang Manjul. Pemuda dengan tato naga di dadanya itu melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Melawi.
”Dari Tumbang Manjul itu langsung lintas batas antarprovinsi ke Kabupaten Melawi, Kalbar. Saat itu dia melintasi perkebuan milik PT. Erna. Untuk sampai lintas batas antar provinsi itu, ASP pakai jasa ojek, bayarnya sekitar Rp 800 ribu,” katanya.`
Setelah menggelandang beberapa hari di Melawi, dia pun memutuskan melanjutkan pelariannya menuju Kabupaten Sintang. Begitu sampai, Ia lantas mendapatkan pekerjaan sebagai tukang cukur di salah satu kios pangkas rambut di Sintang. Saat ditangkap, ASP baru sekitar satu minggu bekerja di kios pangkas rambut tersebut.
”ASP ini pandai gunting rambut, dan saat itu ada tempat pangkas rambut yang butuh tenaga. Ya langsung diterima. Pemiliknya juga tidak curiga karena saat itu tidak menyadari kalau ASP ini orang yang dicari polisi,” katanya. (fab/JPC)
Editor : M.Rioddha