LENTERASULTRA.com-Tiga bulan sebelum masa pendaftaran Pilgub Sultra dilakukan, konstalasi politik lokal justru tambah dinamis. Saling klaim partai politik mulai terlihat, meski tak didukung dengan rekomendasi resmi.
“Saya tidak mau ikut-ikutan mengklaim. Tapi kecenderungan saya akan diusung PDIP dan Hanura termasuk PKB sangat besar, doakan bisa segera dibuktikan dengan rekomendasi,” kata Rusman Emba, salah satu calon gubernur Sultra.
Yang menarik, Rusman sudah membuat prediksi bahwa kemungkinan Pilgub untuk terjadi head to head sangat terbuka mengingat polarisasi dukungan Parpol ke kandidat kini sudah mengkristal. Dari belasan nama yang mengajukan diri jadi Cagub, kata Bupati Muna ini, sudah mulai terbaca kekuatannya secara perlahan.
“Head to head kini makin terbuka. Dan saya yakin, saya salah satu calon itu,” optimis mantan Ketua DPRD Sultra ini. Rusmen menyebut bahwa Asrun atau mungkin Ali Mazi yang sangat mungkin menjadi kandidat lain di Pilgub. “Bisa dua-duanya, atau satu saja, siapapun saya siap,” tegas bupati yang sukses menumbangkan petahana di Muna ini.
Selain PDIP, Hanura dan PKB, masih ada Partai Demokrat dan Partai Golkar yang berpeluang mengusungnya. Intensitas komunikasi juga tetap dijaga dengan dua partai itu. Soal calon wakil gubernur, Rusman menyebut dua nama. “Lukman Abunawas dan Tina Nur Alam yang paling ideal,” sebutnya.
Politisi yang mengenalkan tagline Peradaban Baru itu bahwa menyebut keinginannya maju di Pilgub bukan soal ambisi menjadi penguasa. Menurutnya, ini soal memperluas wilayah pengabdian, termasuk evort kepada anak-anak muda di Sultra agar mau berkompetisi, mengambil peran-peran pemerintahan.
“Setahun saya memimpin Muna, Alhamdulillah capaiannya melebihi ekspektasi orang. Semangat inilah yang ingin saya tularkan ke Sultra bahwa membangun daerah itu adalah soal passion, kemauan. Anggaran terbatas itu selalu punya celah untuk dimaksimalkan agar bermanfaat bagi rakyat,” tandasnya.
Bagaimana dengan janji ke masyarakat Muna? Soal ini Rusman punya jawaban diplomatis yang terdengar masuk akal. Muna adalah bagian dari Sultra, artinya bila ia jadi gubernur, ruangnya untuk membangun Muna juga semakin besar dan kebijakan yang lebih luas.
“Tidak mungkin saya meninggalkan janji saya terhadap masyarakat Muna. Justru bila di Pemprov Sultra, sistem anggaran di Muna yang terbatas bisa didukung dana dari Pemprov. Dan tentu saja saya pasti lebih tahu yang dibutuhkan rakyat di sana (Muna),” urainya.
Lagi pula, Wakil Bupati Muna saat ini, Malik Ditu juga punya tanggungjawab sama dengan dia. Artinya, visi misi yang sudah diikrarkan bersama pasti akan dijaga. “Kalau kesempatan itu datang (jadi gubernur), Muna bisa akan jauh lebih maju. Tentu saja daerah lain juga demikian,” pungkasnya.(Isma)
Editor : M Rioddha