LENTERASULTRA.com-30 remaja di Kota Kendari selama dua hari ini dilaporkan mendapatkan perawatan di berbagai rumah sakit karena diduga terpapar Narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, menduga yang terjadi pada 30 anak-anak baru mulai dewasa itu adalah karena mengonsumsi Narkoba jenis baru. “Mungiki Flakka,” sebut Kepala BNN Kota Kendari, Hj Murniati.
Apa itu Flakka? Ia adalah narkotika jenis baru yang pertama kali popular South Florida Amerika Serikat, digunakan oleh para gelandangan dengan tujuan untuk menciptakan perasaan rilek.
Padahal setelah itu dampak buruk jangka panjang bisa muncul lebih membahayakan lagi, para gelandangan yang notabene berekonomi rendah mampu menkonsumsi Flakka yang berharga murah.
Hal ini tentu berbanding sangat terbalik dengan narkoba jenis lainya yang memiliki harga jauh lebih mahal, padahal efek dari narkoba jenis Flakka ini paling berbahaya dibanding dengan jenis narkoba lainnya. Tidak heran jika banyak orang yang merasa gelisah dengan keberadaan narkoba jenis ini karena dengan harga yang murah tentu akan semakin besar dan cepat peredaraannya.
Flakka adalah narkoba jenis obat sintetik dari stimulant amphetamine kelas cathinone yang disebut juga Alpha-PVP. Meskipun Flakka adalah obat sintetis yang relatif masih baru berwarna putih dan ada juga yang berwarna merah muda.
Ia berbentuk potongan Kristal putih seukuran krikil dalam akuarium di beberapa negara populer dengan nama gravel atau kerikil berbau busuk yang dapat dimakan, dilarutkan untuk diminum seperti teh, diselipkan kedalam anus, dihirup melalui hidung, dengan suntikan, dimasukan dalam campuran rokok elektronik yang sekarang sedang popular dikalangan anak muda atau menggunakan alat hisap lainya.
Istilah Flakka berasal dari bahasa gaul Spanyol untuk wanita cantik “La Flaka”, Kokain dan methamphetamine memiliki aksi sama di otak, tapi bahan kimia yang terkandung dalam flakka memiliki efek tahan lama menimbulakan kerusakan lebih parah dari kokain.
Gejala dan dampak pengguna narkoba jenis Flakka ini sangat berbahaya, pengguna Flakka menjadi seperti orang tidak waras karena efeknya yang bisa membuat orang berubah moodnya dalam sekejap saja, terkadang bahagia, senang, sedih, marah dan emosinya tidak stabil.
Emosinya bakal meledak secara tiba-tiba tanpa disadari olehhnya, persis orang gila atau bahkan belakangan ini banyak orang menganggapnya seperti zombie.
Efek pemakai narkoba jenis Flakka sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pecandu narkoba jenis lain, pecandu Flakka lebih terlihat mencolok kerena perubahan emosinya bisa kapan saja terjadi meski sebelumnya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa dan juga cenderung melukai diri sendiri bahkan bersikap agresif dengan orang-orang yang mereka temui.
Zat kimia berbahaya yang ada pada Flakka memang tak sekedar member efek halunisasi parah kepada para pecandunya tetapi efek berantai yang menimbulkan perilaku tak terkontrolsehingga pemakainya tidak ada beda dengan orang gila.
“Sangat sulit mengontrol dosis yang tepat dalam penggunaan flakka,” ujar Jim Hall, seorang ahli epidemiologi penyalahgunaan narkoba di Universitas Nova Southeastern, Fort Lauderdale, Florida, seperti dikutip dari sebuah artikel di Kaskus.com
“Hanya sedikit perbedaan jumlah dosis yang dikonsumsi bisa menyebabkan perbedaan antara sakau dan sekarat. Ini yang sangat berbahaya,” ujarnya.
Sedikit overdosis obat, baik itu diisap, disuntikkan, ataupun disedot lewat hidung, dapat menyebabkan gejala ekstrem. Sebagian ahli menyebutnya “excited delirium”, yakni terjadi lonjakan adrenalin secara ekstrem yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan. Dalam kondisi ini, suhu tubuh juga bisa melonjak sangat tinggi.
Hal penting yang menjadi perhatian adalah flakka menyebabkan penggunanya merasa memiliki kekuatan super dan kemarahan yang seakan bisa meledak seperti Hulk.
Cerita tentang flakka mulai banyak terdengar. Seorang pria di Florida Selatan merusak pintu penahan badai dan setelahnya mengakui ia dalam pengaruh flakka.
Seorang perempuan di Melbourne, Florida, berlari di tengah jalan dan berteriak bahwa ia adalah setan, saat dalam pengaruh flakka. Pihak berwenang di Florida memperingatkan semua orang tentang bahaya obat ini.
Hall mengatakan, ada sekitar tiga sampai empat orang yang masuk rumah sakit dalam sehari di Browards Country, Florida, dan semakin banyak saat akhir pekan tiba. Selain di Florida, kasus flakka juga telah dilaporkan di Alabama, Mississippi, dan New Jersey.
Flakka, berasal dari kata Spanyol yang berarti seorang wanita cantik (la flaca), mengandung senyawa kimia yang disebut MDPV, bahan utama pembuat bath salts atau garam mandi. Senyawa kimia ini menstimulasi bagian otak yang mengatur mood, hormon dopamin, dan serotonin.
“Efek ini akan membanjiri otak,” kata Hall. Kokain dan methamphetamine memiliki cara kerja yang sama di otak. Namun, senyawa kimia pada flakka meninggalkan efek yang lebih tahan lama.
Meski efek seperti sakau yang ditimbulkan flakka hanya berlangsung beberapa jam, hal tersebut bisa terjadi secara permanen pada otak. Tidak hanya tinggal di otak, obat ini, kata Hall, juga menghancurkan otak.
Flakka akan berkeliaran di otak lebih lama dari kokain, begitu pun tingkat kerusakan otak, yang akan jauh lebih besar.
Hal penting lainnya yang harus diwaspadai, flakka berpotensi menyebabkan efek samping lain yang tak kalah serius pada kesehatan ginjal. Flakka juga dapat menyebabkan otot-otot pecah, sebagai akibat dari hipertermia. Para ahli khawatir bahwa para pengguna flakka yang overdosis mungkin akan menjalani dialisis sepanjang sisa hidup mereka.
Seperti obat-obatan sintetis pada umumya, sebagian besar flakka tampaknya datang dari China dan dijual melalui internet atau di tempat pompa bensin. Flakka bisa didapatkan seharga 3-5 dollar AS untuk satu dosis. Ini terbilang lebih murah ketimbang kokain.
“Penjual flakka memilih orang-orang berusia muda dan miskin untuk menjadi target mereka, bahkan meminta tunawisma sebagai pengedar,” kata Hall.
Meskipun Drug Enforcement Administration telah melarang peredaran flakka, pembuat obat masih dapat menemukan celahnya.
“Mereka bisa menuliskan ‘tidak untuk konsumsi manusia’ pada label obat,” kata Lucas Watterson, seorang peneliti pascadoktoral di Pusat Penelitian Penyalahgunaan Zat di Temple University School of Medicine.
Tidak heran kalau sampai saat ini narkoba seakan tidak bisa hilang akibat banyak yang tergiur akan sensasi , walaupun untuk itu tubuh mereka rusak secara berlahan.(dari berbagai sumber)
Editor ; M.Rioddha