32 Remaja Kendari Terkapar di Rumah Sakit Jiwa

FOTO : EGI
Seorang remaja yang terbaring di sebuah ruang di RSJ Kendari. Ia diantar kerabatnya ke rumah sakit karena menunjukan gejala tidak lazim. Mengamuk dan bertindak agresif. Ia diduga menjadi salah satu anak yang terpapar Narkoba

* Mereka Diduga Konsumsi Narkoba Baru
* Seperti Melayang, Padahal Kejang-kejang

LENTERASULTRA.com-Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari mendadak dipadati banyak orang, dalam dua hari terakhir ini. Gara-garanya, sejak Selasa (12/9), hingga Rabu (13/9), belasan remaja dibawa kerabat mereka dengan kondisi yang tak lazim. Ada yang kejang-kejang, berteriak-teriak hingga berpotensi melakukan kekerasan kepada orang lain.

Tak hanya di RSJ, empat rumah sakit lain di Kota Kendari juga menerima pasien dengan gejala yang mirip. Di RSJ punya 32 pasien, lalu Rumah Sakit Ismoyo, 2 orang, RSUD Abunawas 1 orang, Rumah Sakit Bhayangkara 4 orang, dan RSUP Bahteramas 2 orang.

“Ini lebih 32 anak. Karena ada yang di Puskesmas dan dirawat di rumah. Mereka terkapar diduga karena terpapar Narkoba,” sebut Kepala BNNK Kendari Dra. Hj. Murniati, saat ditemui di RSJ Kendari, Rabu (13/9).

Narkoba apa yang efeknya sampai separah itu? Murniati belum berani menyimpulkan apa yang terjadi tapi ia memastikan ini sebuah kejadian luar biasa (KLB). Dugaan awalnya, itu narkoba jenis Flaka. “Bisa jadi (narkoba) Flaka. Karena bahannya dicampur dari berbagai merek obat,” katanya.

Dari hasi pemeriksaan sementara kata Murniaty para korban ini ada yang meracik dan meminum sendiri. Sementara korban lainnya diberikan oleh seseorang yang masih dalam pencarian.

Kata wanita berjilbab itu, para korban meminum narkoba yang diduga Flaka tersebut dengan air putih. “Obat yang diminum ini sejenis Flaka yang campuran dari Somadril, PCC dan Tramadol,” jelasnya.

Meski menduga itu adalah Narkoba jenis Flaka, tapi Murniaty mengaku bingung. Karena berdasarkan tes urine terhadap tiga korban, hasilnya justru negatif.  Kesimpulannya kata dia, tidak ada kandungan Narkoba yang dikonsumsi dalam obat tersebut. “Ini aneh,” katanya.

GRAFIS ; Hajar Syidiq

Kepala Bidang Pemberantasan Narkoba, BNNP Sultra  AKBP Bagus Hari mengaku baru akan mengambil sampel dulu obat-obat yang dikonsumsi para korban untuk selanjutnya dibawa ke Balai POM untuk diuji. “Fungsi kami (BNNP) melakukan rehabilitasi,”katanya.

Kepala BPOM Sultra, Adila Pabbabari menyebut, obat jenis PCC dan Somadril adalah dua jenis berbeda. Somadril mengandung Carisoprodol, obat yang berfungsi mengatasi nyeri dan ketegangan otot. Obat ini tergolong mucle relaxants (pelemas otot) yang bekerja pada jaringan saraf dan otak.

Sedangkan PCC tidak mengandung unsur Carisoprodol. Obat-obat ini sangatlah dilarang untuk menjadi konsumsi tubuh secara berlebihan. “Saya sudah turunkan anggota untuk mengecek obat yang dikonsumsi para remaja itu,”katanya.

Kabar teranyar, sore kemarin, para pasien yang terdaftar dirawat di RSJ Kendari, sebagian telah sadarkan diri dan kini telah dikeluarkan .

Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian berkordinasi dengan BNN Sultra. Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi menyempatkan diri untuk melihat langsung kondisi para remaja yang terpapar Narkoba itu. Ia tiba pukul 15.00 Wita dan langsung ke ruang unit gawat darurat

Direktur RSJ Kendari, Abdul Razak mengatakan, belum mengetahui sama sekali penyebab pasiennya ini bertindak seperti orang mengalami masalah kejiwaan. Soal obat apa yang dikonsumsi, Razak tidak dapat mengomentari itu. Menurut dia, langkah dokter saat ini memberikan mereka suntik penenang, agar tak mengamuk.

Ia menjelaskan, pasien remaja yang mereka rawat memang mengalami gangguan mental. “Sudah mendapat perawatan. Ada yang sementara kejang-kejang dan mengamuk,” jelasnya.

Gemetar dan Komat-kamit

Seorang kerabat korban bernama Hasniar mengatakan mereka tidak tahu bagaimana sehingga anaknya bisa berurusan dengan Narkoba itu. Yang pasti katanya anaknya pergi sejak Senin sore, kemudian malam pulang ke rumah sudah dalam kondisi mabuk dan sering kejang-kejang.

“Dia keliling dalam rumah, kemudian bersembunyi dan tangannya selalu gemetar dan mulutnya komat-kamit seperti kerasukan. Kejadiannya sampai pagi,” ceritanya.

Lebih lanjut dia menerangkan, anaknya sempat ia bawa ke kampung halaman di Konawe Selatan. Namun dukun yang menangani mengatakan kalau anaknya tidak sedang dalam gangguan roh halus. “Makanya saya bawah ke RSJ. Ehh tahu-tahu disini juga ada seperti anak saya. Saya kaget karena tidak saling kenal semua,” ujarnya.

Seorang pria bernama Fajar yang mengurusi keponakannya di RSJ, mengatakan kalau anak dari saudaranya itu sempat mengamuk dalam rumah. Tidak bisa didiamkan dan nyaris memukul orang tuanya.

“Semacam sakit jiwa,” timpalnya. Dia mengaku, anak kakaknya itu diajak rekan-rekannya untuk berpesta pil yang biasa disebut mumbul di Kendari.

Hari Nusantara, punya cerita sendiri. Remaja 16 tahun ini adalah salah seorang korban yang kini dirawat di RSJ. Kondisinya sudah lebih stabil. Ia mengisahkan, ia memang menikmati campuran beberapa jenis obat, sebelumnya tidak sadarkan diri. Ia mengaku kehilangan kesadaran dan ingin berbuat apa saja.

Menurutnya apa yang terjadi pada dirinya biasa-biasa saja. Namun orang lain menganggapnya bahaya. “Saya minum ada dua jenis obat. Saya racik sendiri dan saya minum. Jumlahnya ada tujuh butir,” kata Hari sambil berbaring dengan kaki dan tangan diikat.

Hari mengaku sudah dua kali mengonsumsi obat-obatan itu. Efeknya, memang terasa tenang dan selanjutnya hilang kesadaran. “Begitu sadar, saya sudah ada di sini (RSJ),” katanya dengan suara yang amat lemah.

Remaja yang sudah putus sekolah ini mengaku mendapatkan obat tersebut dari rekannya yang tinggal di Jalan segar, Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Ketiga jenis obat itu dibeli dengan harga Rp 75 ribu.

Salah satu perawat di RSJ mengatakan sengaja mengikat pasien untuk menghindari hal yang tidak diinginkan karena saat tiba Hari mengamuk dan tidak canggung melukai dirinya sendiri.

Satu Meninggal

Seorang bocah dengan inisial MK dilaporkan tewas, dan menjadi korban dalam kasus ini. Bocah berusia 11 tahun ini dikabarkan adalah warga  Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia Kota Kendari. Ia  menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Bhayangkara Kendari pukul 19.00 wita, Selasa (12/9) malam lalu. Nyawa anak yang duduk di sebuah sekolah dasar di Mandonga itu,  melayang setelah diketahui habis mengonsumsi obat-obatan.(Egi)

Editor ; M.Rioddha

Flakkanarkobarumah sakit