Satelit Telkom “Sembuh”, Semua ATM Kini Online

LENTERASULTRA.com-Mulai hari ini, Senin (11/9), gangguan layanan ATM akibat imbas dari anomali Satelit Telkom 1 dipastikan pulih 100 persen. Pihak Telkom melaporkan, pemulihan konektivitas telah dilakukan di 14.689 sites dari total 15.019 sites layanan pelanggan Satelit Telkom 1. Bahkan, sejak Minggu (10/9) malam, sudah 98 persen layanan konektivitas pelanggan telah berfungsi normal.

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga kemarin memberi penjelasan soal ini di Graha Merah Putih, Jakarta. Katanya, sejak Telkom melakukan repointing untuk pemulihan konektivitas. Alex juga mengungkapkan rasa syukurnya, karena upaya Telkom dalam memulihkan seluruh layanan pelanggan yang terkena dampak anomali Satelit Telkom 1 sesuai dengan komitmen.

Sejatinya, kata dia, tidak semuanya merupakan pelanggan langsung Telkom. Sebagian merupakan pelanggan layanan yang disediakan oleh VSAT provider yang menjadi pelanggan transponder satelit Telkom 1. Tepatnya, delapan dari 63 pelanggan Telkom 1 merupakan VSAT provider.

Namun karena dampaknya luas dan langsung kena ke pelanggan, khususnya perbankan, apalagi semuanya sangat bergantung satelit Telkom 1, mau tak mau Telkom pun merasa harus ikut bertanggung jawab penuh.
Mulai dari membangun Crisis Center, hingga menurunkan 2.105 personil andalannya untuk terjun langsung ke lapangan. Semua dilakukan Telkom agar proses pemulihan bisa tepat waktu.

“Kami all out untuk recovery, karena repointing ini tidak mudah. Tidak cuma pelaksanaannya yang susah, tapi lebih susah menjangkau posisinya,” kata Alex J. Sinaga.

Lebih lanjut Alex mengatakan, kendala terberat yang dihadapi oleh teknisinya di lapangan dalam rangka repointing bukan masalah menggeser arah VSAT sesuai transponder yang digunakan tetapi lebih ke faktor non-teknis seperti kondisi cuaca dan wilayah yang sulit dijangkau.

“Di kawasan timur Indonesia dan daerah perbatasan, misalnya. Lebih lama menuju lokasinya ketimbang melakukan repointing antena sites pelanggan. Repointing paling cuma menghabiskan waktu 2-3 jam saja. Namun untuk menuju ke lokasi, bisa membutuhkan waktu 2-3 hari,” paparnya.

Alex pun bercerita tentang pulau-pulau yang sulit dijangkau oleh para teknisinya. Di Kepulauan Masalembu misalnya, Telkom yang menyewa kapal laut milik TNI harus bolak-balik ke sana karena cuaca yang tak mendukung.

“Di sana tak sampai black out karena layanan Telkomsel masih ada menggunakan satelit Telkom 3S. Begitu juga di Papua, tepatnya di Pulau Pani dan Beras,” masih kata Alex.

Repointing antena merupakan solusi yang ditempuh Telkom untuk melakukan pengaturan ulang antena VSAT milik pelanggan. Dari yang tadinya menghadap ke satelit Telkom 1, kemudian dialihkan ke satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S.

Selebihnya, repointing juga dilakukan ke satelit milik asing seperti Apstar dan ChinaSAT untuk kawasan tertentu. Alokasinya, satelit Telkom 2 dan Telkom 3S itu 70%, sedangkan 30% sisanya ke dua satelit asing tersebut.
Namun, repointing bukanlah solusi keseluruhan. Dari total pemulihan, repointing hanya berkisar 81% saja. Sebagian dialihkan melalui koneksi serat optik (5%), dan 14% lainnya melalui koneksi seluler Telkomsel secara Machine to Machine (M2M).

“Ini solusi sementara saja, sesuai kesepakatan dengan pelanggan. Itu sebabnya, Crisis Center ini masih akan terus ada hingga dua bulan ke depan untuk memonitor dan membantu pelanggan-pelanggan kami hingga mendapatkan solusi permanen,” pungkas Alex.

Alex memerinci, dari 15.019 sites itu, sebanyak 12.030 merupakan ATM dan sempat offline. Seluruh ATM bank-bank yang menggunakan Satelit Telkom 1 kini sudah bisa berfungsi normal. ATM bank-bank BUMN seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri sudah 100 persen pulih. Begitu juga dengan ATM BCA.

“Berdasarkan hasil koordinasi dengan manajemen BCA, disimpulkan bahwa sistem konektivitas untuk layanan ATM telah pulih secara keseluruhan. Beberapa aspek operasional untuk memfungsikan sejumlah mesin ATM masih berlangsung untuk memastikan seluruh mesin ATM berfungsi normal seperti sedia kala,” kata Alex.

Saat ini, Telkom juga sedang mengupayakan percepatan peluncuran satelit Telkom 4 yang akan menggantikan satelit Telkom 1. Alex menjelaskan, meskipun, sesuai dengan kontraknua, satelit tersebut baru akan diluncurkan pada Agustus tahun depan, dia akan memastikan kemungkinan dilakukannya percepatan.
“Jadwalnya memang Agustus 2018. Kami berencana untuk bertemu dengan pabrikan dan peluncurnya untuk mihat apakah bisa dipercepat,” jelas Alex.

Sementara itu, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja memutuskan untuk tetap membebaskan biaya tarik tunai antar bank satu hari lagi dari tenggat waktu yang ditetapkan. Pembebasan biaya ATM ditambah lagi satu hari sampai dengan hari ini tanggal 11 September. “Tetap dipotong biaya saat transaksi namun akhir bulan akan dikembalikan ke rekening nasabah. Kami harap nasabah tidak kecewa dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujarnya seperti dikutip dari JPNN.com.

Di sisi lain, Menkominfo Rudiantara juga akan memastikan slot kosong yang ditinggalkan satelit Telkom 1 tetap aman dan tidak digunakan satelit lain agar bisa dipakai satelit Telkom 4 tahun depan. Rudiantara mengatakan, pihaknya sudah mengirim surat notifikasi kepada International Telecommunication Union (ITU) terkait tidak lagi beroperasinya satelit Telkom 1.

“Slot ini kan seperti parkiran. Kita berusaha saat mobilnya tidak ada, tidak ada juga mobil lain yang parkir di situ. Pemerintah fokus amankan slot itu dengan berkomunikasi dengan ITU,” terang Rudiantara. (and/dee/rou)

Perbankan IndonesiaTeknologi VSATTelkom Indonesia
Comments (0)
Add Comment