Target Tangkapan Ikan Naik, Nelayan di Bombana Dibantu 60 Unit Perahu Viber
RUMBIA, LENTERASULTRA.COM – Dinas Perikanan Kabupaten Bombana menargetkan peningkatan angka produksi hasil tangkapan ikan menjadi 29.000 ton pada tahun 2025 mendatang. Untuk merealisasikan hal itu, Dinas menyiapkan intervensi pada sarana perikanan tangkap dan infrastruktur penunjang.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bombana, Muhammad Siarah menerangkan, hasil produksi perikanan tangkap pada tahun 2024 mencapai 28.000 ton. Angka itu masih dibawah potensi sesungguhnya. “Tahun ini baru 28 ribu ton. Sebenarnya target kita 29 ribu ton, tetapi kami rasionalisasi dengan kondisi yang ada,” terangnya.
Ia optimis capaian angka produksi di Bombana dapat ditingkatkan. Dengan catatan, ada kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah Kabupaten Bombana. Sinergi itu dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan sarana perikanan tangkap, seperti pengadaan kapal bagi nelayan. “Pusat, provinsi dan kabupaten harus berkolaborasi melakukan intervensi pada nelayan. Misalnya, ada infrastruktur penunjang ataupun bantuan kapal bagi mereka,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Pertanian Bombana ini melanjutkan tahun ini, Dinas Perikanan kembali menyiapkan bantuan perahu viber bagi nelayan. Jumlahnya mencapai 60 unit. Distribusi bantuan itu akan disebar kepada nelayan di beberapa wilayah seperti Kabaena, Kecamatan Lantari Jaya ataupun Poleang. Kendati jumlahnya terbatas, Siarah memastikan pemerintah kabupaten berupaya agar seluruh nelayan dapat tersentuh secara perlahan-lahan.
“Ada 60 unit perahu yang akan didistribusikan lagi. Bantuan pengadaan dari daerah. Mungkin dalam waktu dekat penyalurannya,” sambungnya. Kadis yang baru menjabat enam bulan itu menguraikan, selain anggaran yang terbatas, Pemkab Bombana juga tidak bisa memberi intervensi lebih pada nelayan disebabkan kewenangan pengadaan bantuan seperti kapal juga diatur regulasi. Ia mencontohkan, pengadaan kapal berbobot 5 gross ton keatas sudah harus dilakukan oleh pemerintah provinsi. Makanya, ia berharap ada kolaborasi dan sinergi yang kuat untuk pemberdayaan nelayan.
“Kami berharap kapal-kapal 5 GT dan yang lebih besar lagi bisa dibantu provinsi atau pusat. Makanya diperlukan kolaborasi,” paparnya. Selain intervensi bantuan alat tangkap dan sarana lainnya, Siarah juga menyinggung pentingnya rehabilitasi pusat pelelangan ikan (PPI). Baik infrastruktur bangunannya maupun pelabuhannya.
Hal paling mendesak, kata dia, PPI Bombana membutuhkan biaya pengerukkan sedimentasi pelabuhan untuk mengatasi masalah pendangkalan di area dermaga. Kondisi ini yang sangat menyulitkan nelayan dalam mendaratkan hasil tangkapannya sebelum dijual ke pembeli. “Kalau intervensi ini dilakukan, kami sangat yakin produksi hasil tangkapan ikan di Bombana bisa meningkat,” paparnya. (ADV)