Jalan Dalam Kota Bombana Putus Diterjang Banjir
BOMBANA, LENTERASULTRA.COM-Akses keluar masuk menuju Rumbia, ibu kota Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara putus. Penyebabnya, salah satu jembatan di jalan Poros Kasipute–Lameroro ambruk terkikis air. Akibat bencana alam itu, jalur utama menuju kantor bupati setempat tidak bisa sama sekali dilintasi kendaraan baik roda dua, roda empat atau yang bobotnya lebih besar.
Jembatan ambruk itu terletak di desa persiapan Talabenta, Kelurahan Lameroro, Kecamatan Rumbia, tepatnya antara bundaran tugu Munajah dan Mesjid Lameroro. Hamid salah satu warga yang berdomisili di sekitar jembatan ambruk itu mengatakan, jalur di depan rumahnya tidak bisa lagi dilewati kendaraan sejak Selasa malam, 14 Mei 2024.
Pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Bombana ini mengaku, ambruknya jembatan di jalan nasional itu akibat hujan deras yang mengguyur ibu kota Bombana selama beberapa hari terakhir. Intensitas hujan yang tinggi ini menyebabkan air sungai Lantawonua membesar sehingga mengikis tanah di sekitar jembatan.
Menurut Hamid, sebelum ambruk, jalan beraspal di atas jembatan itu terlihat bergelombang dan menimbulkan lubang. Ini akibat sebagian materialnya turun ke dasar jembatan. Kejadian ini sudah terjadi berhari-hari. Tidak lama kemudian, lubangnya makin membesar hingga menyebabkan setengah dari jalan dan jembatan disisi barat jatuh.
Sementara setengah jembatan dan jalan disisi timur juga terlihat sudah turun. Pondasinya bahkan terlihat sudah goyang dan menimbulkan lubang. Dengan kondisi tersebut, tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat atau lebih. Pantauan lenterasultra.com, sejak malam jalan utama menuju Kasipute – kantor bupati sudah ditutup. Untuk keluar masuk di Rumbia, pengemudi kendaraan dialihkan di jalur alternatif di areal pinggir persawahan sekitar Talabente, tepatnya disisi barat jalan utama.
Jalan ini terbilang sempit. Lebarnya sekitar hanya tiga sampai empat meter, dan hanya bisa dilalui dua kendaraan. Itupun harus ekstra hati-hati, karena di kiri dan kanan jurang dan areal persawahan. Rabu sore, 15 Mei 2024, jalur alternatif itu menimbulkan kemacetan hingga puluhan menit. Hal ini disebabkan karena tiga kendaraan besar yang memuat Bahan Bakar Minyak dan gas elpiji dari Kendari, tidak leluasa melewati jalur tersebut, akibat jalan sempit saat berpapasan dengan kendaraan lain dari Kasipute.
Setelah lebih dari 30 menit, jalur tersebut kembali lancar. “Semoga instansi tehnis cepat memperbaiki jalan dan jembatan yang putus di Talabenta, sehingga jalur itu normal kembali,” harap Risno, salah satu pengemudi mobil.(*)
Penulis : Adhi