Pertumbuhan Ekonomi 2020 Sulawesi Tenggara di Atas Nasional

630

 

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, Bimo Epyanto. Ist. 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Pandemi Covid-19 yang mulai meluas pada awal tahun 2020 di Tiongkok memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kondisi perekonomian global. Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, Bimo Epyanto. Ia mengatakan bahwa kondisi tersebut turut berdampak pada kinerja perekonomian Indonesia dan Sulawesi Tenggara yang mengalami kontraksi pada tahun 2020.

 

“Jadi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2020 mengalami penurunan, yaitu dari 6,5 persen pada tahun 2019 menjadi -0,6 persen. Meskipun mengalami kontraksi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara masih lebih baik dari pada Nasional yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -2,1 persen,” ungkap Bimo.

Dilanjutkannya, dari sisi permintaan, pembatasan sosial, physical distancing, dan upaya menghambat penyebaran Covid-19 menurunkan aktivitas konsumsi dan pendapatan masyarakat serta ketersediaan lapangan kerja sehingga berdampak signifikan pada konsumsi rumah tangga yang menurun dibandingkan periode sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada konsumsi pemerintah yang mengalami penurunan dipicu oleh realokasi anggaran pemerintah untuk menanggulangi pandemi yang terjadi melalui penanganan kesehatan, dampak ekonomi, dan penyediaan jaring pengaman sosial, sementara realisasi DAK Fisik dan pembangunan proyek lebih terbatas. 

 

“Tidak hanyak itu, penurunan yang cukup signifikan juga terjadi pada investasi disebabkan oleh penundaan investasi pemerintah maupun swasta sejalan dengan bisnis yang cenderung wait and see.” Lanjutnya.

 

PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

Sementara itu, akselerasi kinerja impor juga berdampak terhadap kontraksi perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2020 seiring kebutuhan impor untuk bahan baku dan pendukung ekspor serta terus berlangsungnya pembangunan smelter yang dapat memberikan implikasi positif terhadap ekspor dan kinerja industry pengolahan di periode mendatang. Meskipun demikian, kontraksi perekonomian Sulawesi Tenggara dapat tertahan oleh akselerasi kinerja ekspor disebabkan oleh mulai operasional industry pengolahan baru (stainless steel).

 

“Dari sisi penawaran, kontraksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara terutama disebabkan oleh penurunan seluruh kinerja lapangan usaha utama. Penurunan lapangan usaha pertanian antara lain disebabkan oleh rata-rata gelombang yang jauh lebih tinggi pada tahun 2020 sehingga turut mempengaruhi kinerja penangkapan ikan.” Katanya.

 

Ke depan, perekonomian Sulawesi Tenggara diperkirakan akan meningkat secara bertahap pada tahun 2021 seiring proses pemulihan ekonomi dan program vaksinasi nasional yang telah berlangsung mulai awal tahun 2021. Kondisi tersebut akan mendorong peningkatan konsumsi dan investasi disertai perbaikan kinerja lapangan usaha utama seperti konstruksi dan perdagangan. BI juga mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimism pemulihan ekonomi, melalui pembukaan sector ekonomi produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makro prudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.

 

“Dalam upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait lainnya dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimism pemulihan ekonomi,” tegasnya. (B)

 

Reporter: Sri Ariani

Editor: Wulan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU