Waspada Kasus Penculikan Wanita Muda untuk “Dijual” di Kendari
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Aksi penculikan yang terjadi pada wanita wanita muda dengan berbagai modus kian meresahkan masyarakat Kota Kendari. Seperti yang dialami Melati (nama samaran). Remaja usia 19 tahun ini telah menjadi korban kebengisan komplotan penculik wanita muda di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Awal mula terjadi penculikan, pada tanggal 28 Novembar lalu, sekitar pukul 11.00 Wita, Melati yang saat itu merupakan pendatang baru meminta izin kepada kakaknya untuk bertemu teman wanitanya di kawasan Mandonga. Mereka telah sepakat untuk makan siang bersama di Mall Mandonga. Dengan bermodalkan uang 50 ribu yang diberikan oleh kakaknya maka berangkatlah Melati bertemu kawan masa kecilnya.
Singkat cerita, hari sudah menunjukan pukul 13.00 Wita, keduanya berpisah dan akan pulang ke rumah masing-masing. Sahabatnya yang saat itu mengetahui bahwa Melati belum terlalu hafal jalanan Kota Kendari, sempat mengingatkan bahwa jalan menuju pulang ke rumah Melati naik angkot ke arah Wua-wua , bukan ke arah Kota Lama. Setelah memberi tahu temannya kemudian ia pulang.
“Temanku pulang duluan karena dia pikir saya sudah tau jalan pulang,“ ungkap Melati.
Sembari menunggu angkot yang akan membawanya pulang, tiba-tiba ada seorang lelaki menghampirinya dan berkata “ojek dek?” Saat itu Melati berfikir bahwa jika ia naik ojek ia bisa segera sampai di tujuan tanpa harus pindah-pindah angkot lagi. Karena rumah kediaman kakaknya di kawasan Wanggu. Ia lalu setuju untuk mengunakan jasa ojek sebagai alat transportasi menuju pulang.
“Pas saya lagi tunggu angkot, ada laki laki tawarkan ojek, saya fikir dari pada saya ganti angkot lagi nanti, mendingan saya naik ojek langsung sampai ke tujuan. Maka dari itu saya mau pas ditawari ojek,“ ujar Melati.
Di perjalanan pulang Melati mulai resah, karena ojek yang ia tumpangi tidak juga sampai ke tempat tujuan. Selang beberapa menit kemudian pengemudi ojek tersebut mampir ke sebuah tempat. Ia mengatakan untuk mampir sebentar ada yang ingin ia ambil sembari menyuguhkan minuman kemasan teh. Karena capek setelah hampir satu jam berputar-putar Melati pun meminum teh suguhan itu.
“Saya di kasi teh gelas, karena saya haus sekali, saya minum dan rasanya lain-lain,” ucapnya.
Tak lama kemudian, sang pengemudi kembali melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan ojek itu kembali berhenti di kediaman temannya. Ia kembali menyodorkan air mineral. Melati yang kehausan ia kembali menerima pemberian lelaki itu. Tidak lama setelah meneguk air mineral tersebut, t Melati sudah tidak sadarkan diri.
“Katanya dia mau berhenti sebentar saja. Setelah saya minum saya tidak tau lagi apa yang terjadi. Saat saya bangun saya sudah berada di salah satu ruangan kamar kos-kosan,“ ungkapnya sedih.
Di salah satu kamar indekos yang terletak di kawasan Kelurahan Mataiwoi, THR, Melati disekap. Melati mengungkapkan terdapat delapan orang yakni satu orang sebagai bos, satu orang berperan sebagai mami dan enam orang sebagai anggota komplotan yang terdiri dari tiga orang laki laki dan tiga orang perempuan.
“Delapan orang semua yang sekap saya, mereka rata-rata bertato dan suka minum alkohol,” katanya.
Di kamar indekos itulah awal mula penyiksaan Melati terjadi, setelah pesta Miras para lelaki tersebut melakukan tindakan tidak senonoh kepada Melati. Mereka memaksa untuk memuaskan nafsunya. Melati berusaha melawan namun ia tidak berdaya apalagi ditambah dengan ancaman yang bertubi tubi membuat Melati tidak berdaya.
Melati diculik dan disekap untuk dijual kepada lekaki hidung belang. Bahkan sebagian dari mereka yang ikut ambil peran sebagai Mami tengah mengatur lobi-lobi untuk menjual Melati ke om om hidung belang di sebuah hotel di kawasan THR. Melati sempat melarikan diri namun ia kembali tertangkap. Alhasil ia mendapatkan tendangan, tamparan hingga pukulan di sekujur tubuhnya.
“Mami itu yang lobi ke bapak bapak hidung belang. Mereka mau jual saya di salah satu hotel di kawasan THR dekat Meka,“ katanya dengan berlinangan air mata.
Untung saja aksi tidak tepuji para pelaku sempat dicurigai oleh warga setempat yang juga indekos di kompleks tersebut. Menurut keterangan warga, beberapa hari belakangan ia melihat di kamar 05 terjadi keganjilan. Ada sekitar enam orang yang berada di dalam kamar, dengan tubuh dipenuhi tato, menggunakan anting dan terlihat sangat nakal. Atas dasar itulah warga setempat mulai mengintai kamar tersebut.
“Untung saja, pas keenam orang itu pergi, ada ibu-ibu tetangga menolong saya. Ia keluarkan saya dari dalam kamar dan saya disembunyikan dalam kamar kos yang kosong kemudian saya dikunci dari luar,“ katanya.
Warga yang menyelamatkan Melati merupakan pasangan suami istri. Ketika mereka sudah berhasil mengamankan korban, mereka langsung menelpon keluarga korban, sehingga Melati kini telah bebas dari para komplotan penculik tersebut. Walaupun begitu saat ini kondisi Melati belum pulih. Ia harus dirawat di rumah sakit karena menahan rasa sakit pada perutnya akibat ulah para komplotan penculik. (A)
Reporter: Sri Ariani
Editor: Wulan