Spesial HUT RI, Dilan Class OJK Sultra Usung Tema Pengelolaan Keuangan Pribadi dan Toleransi

815
Kepala OJK Sultra, Mohammad Fredly Nasution (kanan), dalam kegiatan Dilan Class. Foto: Istimewa.

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – OJK Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mengadakan kelas Duta Inklusi dan Literasi Keuangan (Dilan Class) pada Minggu (23/08/2020). Masih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Dilan Class mengusung tema special ‘Keberagaman yang Merayakan Indonesia’.

Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala OJK Sultra, Mohammad Fredly Nasution dan dipandu oleh Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sultra, Ridhony Marisson H. Hutasoit.

Dilan Class special ini menghadirkan narasumber yang memiliki panggilan jiwa dan ahli dalam bidang toleransi, Ayu Kartika Dewi. Ia merupakan co-founder gerakan Sabang Merauke dan merupakan salah satu Staf Khusus Presiden RI dari kalangan milenial.

Di hadapan 140 peserta Dian Class, Ayu Kartika Dewi juga membagikan materi tambahan terkait penerapan mindfulness dalam pengelolaan keuangan pribadi.

“Kita tidak bisa klaim diri kita 100 persen toleran, ada implicit bias atau ketidaksengajaan rasis yang perlu ditangani. Perlu diketahui bias toleransi ada berbagai jenis seperti affinity bias (bias kesamaan), confirmation bias (bias menarik kesimpulan), attribution bias (bias pengamatan), gender bias (bias karena jenis kelamin), dan conformity bias (bias bertindak serupa). Cara menanggulangi bias tersebut adalah dengan cara rendah hati, mengakui implicit bias kita sendiri dan latih terus otak kita untuk menentang implicit bias,” ujarnya.

Selain itu ia juga menegaskann bahwa level toleransi ada empat, yakni level tidak saling mengganggu, menikmati keberagaman, merayakan keberagaman dan melindungi keberagaman. Sedangkan puncak level toleransi adalah melindungi keberagaman.

Sementara di bidang pengelolaan keuangan, Ayu Kartika Dewi menjelaskan prinsip mindfulness dapat digunakan saat memilih atau memilah dalam berbagai aktivitas keuangan, misalnya dalam berbelanja. Menggunakan kesadaran penuh sebelum membuat keputusan (jeda), misalnya dengan mempertanyakan apakah kita butuh beli barang tersebut, apakah kita sudah punya produk/barang yang sama sebagai bahan pertimbangan dan sebagainya. Hal ini senada dengan pernyataan Viktor Frankl yang menyatakan “di antara stimulus dan respons terdapat sebuah jeda. Di dalam jeda itu, kita punya kekuatan untuk memilih respons”.

Materi apik ini pun diapresiasi oleh Kepala OJK Sultra, Mohammad Fredly Nasution. Ia mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya, karena Ayu Kartika Dewi  telah membuka pikiran untuk menghidupkan dan menjunjung tinggi toleransi.

“Kami sangat berterima kasih atas kesediaan waktu Mbak Ayu menjadi narasumber pada Dilan Class kali ini. Sangat membuka pikiran kita untuk menghidupkan dan menjunjung toleransi, seperti filosofi bubur ayam tadi, apakah dimakan dengan dicampur atau tidak. Kemajuan Indonesia bergantung bagaimana kita melindungi keberagaman yang ada,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Dilan Class kali ini mengundang para pengajar mahasiswa dari lintas perguruan tinggi di Sultra. Madrasah aliyah, SMA, pesantren, Generasi Baru Indonesia (GenBI) di bawah binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sultra, KLC, Gerakan Kendari Mengajar (GKM), guru sekolah minggu di beberapa gereja, pendakwah di beberapa masjid, hingga berbagai komunitas pemuda berbasis agama di Sultra, seperti HMI, Perkantas, GMKI, Ikatan Mahasiswa Hindu (KMHDI), Pemuda NU, pemuda Muhammadiyah, dan lainnya. Kegiatan ini ini juga dikolaborasikan dengan program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sultra dan Program Budaya Kerja OJK.

Ke depan OJK Sultra terus berupaya menyelenggarakan Dilan Class untuk memberikan manfaat, khususnya mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik melalui literasi keuangan atau hal-hal lain yang bermanfaat demi kemajuan Indonesia, khususnya di Bumi Anoa.

Penulis: Wulan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU