Sidak di RSUD Muna, Anggota DPRD Miris Melihat Kondisi Rumah Sakit

1,748

 

Anggota DPRD Muna rapat bersama Direktur RSUD Muna dan jajarannya. Foto:Fifhy

MUNA, LENTERASULTRA.COM- Pelayanan dan fasilitas yang tidak memadai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna, telah lama menjadi keluhan seluruh masyarakat. Hal ini berimbang pada pasien yang dirawat di RSU tipe C itu tidak nyaman.

Melihat keadaan itu, Anggota DPRD Kabupaten Muna langsung turun tangan dengan melakukan sidak di RSUD yang terletak di Jalan Husni Thamrin. Dipimpin langsung Wakil Ketua DPRD Muna Natsir Ido, Ketua Komisi Tiga, La Irwan dan para anggota lainnya. Mereka mengelilingi setiap ruangan yang ada di bangunan tiga lantai itu kemudian melakukan rapat dengan Direktur RSUD dan jajarannya.

Anggota Komisi Tiga DPRD Muna, Andi sapri mengatakan, pelayanan rumah sakit sangat mencederai harapan masyakarat. Ia menegaskan, wibawa pemerintah harus dijaga dengan fasilitas yang diberikan, tapi faktanya pelayanan tidak maksimal.

“Direktur dan staf RSUD harus melihat ke bawah, kasian rakyat harus merasakan kesedihan dengan pelayanan yang ada saat ini. Mari mencari solusi, jangan hanya diam atas keadaan saat ini. Saya terlahir dari rakyat,m aka kepentingan rakyat di atas segalanya,” ujarnya.

Anggota Komisi Tiga lainnya, Awal Jaya Bolombo membeberkan, selain tidak memadai, jam kerja dokter ahli yang di rumah sakit ini juga harus diperjelas. Karena tunjangan mereka begitu besar, yakni mencapai Rp30 juta per bulan.

“Sebutkan berapa anggaran yang dibutuhkan, kok rumah sakit seperti hutan penuh rumput, dengan model begni tidak bisa jadi rujukan untuk daerah yang berada di daratan Muna,” jelas AJB, sapaan akrabnya.

Senada dengan itu, La Irwan menegaskan, dua hal yang menjadi permasalahan utama RSUD Muna yakni pelayanan dan fasilitas. Untuk itu, ia berencana membuat kontrak pada 2021 terkait pelayanan dan fasilitas RSU Muna sehingga lebih memadai.

Sementara itu, Direktur RSUD Muna dr. Muh. Marlin mengatakan, pelayanan RSU Muna memang belum layak bagi masyarakat. Sejak ditempati tahun 2017 silam, gedung RSUD memang bermasalah, sehingga menguras anggaran.

“Bangunan yang secara umum itu hanya kelas 3, 1 dan 2 belum ada tetapi bisa terealisasi tahun ini. Jumlah tempat tidur hanya 35 saja. Sedangkan WC memang sejak awal menjadi keluhan, sudah diadakan perbaikan, misalnya pengadaan pompa tapi masih bermasalah. Sedangkan AC ada sisa sebanyak 35 unit rata-rata setengah PK. Untuk kebersihan memang ada masalah yakni anggarannya berakhir dengan besar anggaran 750 juta rupiah per tahun,” jelasnya.

Marlin juga tak menampik jika saat ini RSU yang dipimpinnya itu kekurangan dokter spesialis. Tercatat dokter spesialis di rumah sakit ini lebih dari 10 orang. Dokter bedah satu orang dari jumlah idealnya dua orang. Dokter penyakit dalam dan dokter kandungan satu orang.

“Insyaallah tahun ini akan terpenuhi,” terangnya.

Reporter: Fifhy
Editor: Wulan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU