Kasus DBD di Sultra, Kota Kendari Peringkat Pertama
KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Intensitas hujan yang meningkat di sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) menimbulkan beberapa penyakit yang dapat menyerang daya tahan tubuh manusia. Salah satu penyakit yang muncul saat ini adalah demam berdarah dengeu (DBD). Kota Kendari menduduki peringkat pertama dalam kasus DBD di Bumi Anoa ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Zuhuddin Kasim mengatakan terhitung sejak Januari-25 Februari 2019, tercatat sebanyak 462 kasus DBD terjadi di Sultra. “Kota Kendari menjadi yang paling banyak terkena DBD dengan jumlah 145 kasus,” tuturnya di Kendari, (6/3/2019).
Posisi kedua diduduki oleh Kabupaten Kolaka dengan 74 kasus, kemudian disusul oleh Konawe Selatan (Konsel) 52, Konawe dan Kolaka Timur masing-masing 23 kasus, sedangkan sisanya tersebar di daerah lainnya.
Untuk mengantisipasi bertambahnya kasus DBD ini, Dinkes Sultra akan terus berkoordinasi dengan Dinkes di masing-masing Kabuaten/Kota supaya daerah bisa segera menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.
“Kami juga telah memberikan bantuan kepada Kabupaten/Kota berupa bubuk Abate yang disimpan dalam wadah air, termasuk bantuan kelambu untuk mencegah terjadinya gigitan nyamuk Aedes aegypti,” ujarnya.
Sementara terkait tingginya penyakit DBD di Kota Kendari, ia mengaku belum mengetahui penyebabnya secara pasti. Namun sejauh ini upaya sudah dilakukan oleh pemerintah. Misalnya, melakukan foging (pengasapan), namun rupanya tingkat keefisiensiannya cukup rendah. “Karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja,” ucapnya.
Di akhir kesempatan, Zuhuddin mengimbau masyarakat untuk segera melakukan pemeriksaan, jika merasa terkena gejala DBD. “Karena yang sering terjadi keterlambatan dalam penanganan, jangan sampai sudah mencapai kategori parah baru dibawa ke klinik kesehatan untuk pengobatan,” tutupnya.