Anggarannya Rp 9,7 M Tapi Kebutuhan Atlet Muna Terabaikan, Peran KONI Apa? 

715
Kondisi memprihatinkan para atlet Muna saat berada di pondokan

KOLAKA, LENTERASULTRA.COM – Para atlet asal kabupaten Muna, terpaksa merana, saat berada di Kolaka. Fasilitas hunian selama mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke XIII terkesan diabaikan. Panitia seolah tak perduli. Tak ada kasur dan bantal sebagai alas tidur, para atletnya pun menikmati suasana memprihatinkan. Tidur seadanya hanya beralaskan lantai saja. Padahal, anggaran yang dikucurkan untuk kebutuhan atlet selama berada di Kolaka, sudah diporsi Rp 9,7 miliar. Sayang, duit sebanyak itu tak menunjukkan keakrabannya pada atlet. Lalu, peran Komite Olahraga Nasional (KONI) Muna apa, milih kabur?

Saat rekan-rekan jurnalis Muna beranjangsana di lokasi beberapa tempat penginapan yang dihuni para cabang olahraga (Cabor), sungguh ironi para atlet mayoritas mengeluh tak adanya fasilitas tempat tidur. Tas mereka dijadikan bantal, serta beralaskan tikar. Untuk menjaga stamina para atlet, beberapa pengurus cabor merogoh kocek uang kantung sendiri untuk menyediakan tikar.

Bahkan, berdasarkan informasi dari salah satu atlet, sejak berada di Kolaka, mereka baru Rabu, (5/12/2018) mendapatkan tikar. Sementara bantal belum ada.

Hal memprihatinkan lagi, rumah yang disewa sebagai posko induk untuk panitia, tidak pernah ditempati pengurus. Hotel dan penginapan full AC,  menjadi pilihan para pengurus untuk tinggal. Sangat miris. Ditambah lagi, seragam tak berkualitas, plus makanan yang kurang bergizi. Hal inilah, para atlet mengalami gangguan pencernaan alias sakit perut.

Bupati Muna, LM Rusman Emba nampaknya juga kecewa dengan kondisi itu. Tetapi dia terus memberi motivasi para atlit untuk bisa berprestasi. Bayangkan saja, atlet peraih medali, Rusman tak tanggung-tanggung menyiapkan Rp 10 sampai Rp 15 juta perorangnya, bagi peraih medali.

Sementara itu, Ketua KONI Muna, La Ode Dyrun saat dikonfirmasi tak membantah itu. Atlet tidur di lantai, kata dia, lantaran saat itu Kerukunan Keluarga Muna di Kolaka yang akan menyiapkan. Akan tetapi, saat di Kolaka,  stok tikar dan bantal tidak cukup.  Namun, masalah itu sudah mulai diatasi. Begitu pula dengan makanan, dirinya sudah memerintahkan panitia yang mengurusi konsumsi untuk mengganti menunya. “Sekarang lagi dalam proses penyesuaian, maklum saja kita baru dua hari disini (Kolaka),” singkat Laode Dyirun tanpa terbebani. (Ery)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU