Diduga Ada Kedekatan Dengan Penguasa,  ASN Koruptor Asal Sultra Masih Dipertahankan

1,184
Kepala BKN, Bima Haria Wibisana

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM -Dari 2.357 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah diputus bersalah karena kasus korupsi, sebagian diantaranya diidentifikasi berasal dari Sulawesi Tenggara. Meski begitu, sampai Jumat (14/9), ASN mantan koruptor itu belum juga dipecat, bahkan masih menerima gaji dari Negara.

“Memang ada sebagian ASN dari 2 ribuan itu berasal dari Sultra. Namun untuk nama-namanya, saya rasa tidak perlu disampaikan saat ini karena tujuan kita di sini bukan untuk mempermalukan melainkan untuk memperbaiki. Yang jelas kami ada datanya lengkap,” kata Deputi Wasdal BKN (Badan Kepegawaian Negara), I Nyoman Arsa dalam Rakornas bertajuk “Sinergitas Penegakan Hukum Bagi PNS untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih” di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Kamis, (13/9).

Sementara ditemui secara terpisah, Kepala BKN, Bima Haria Wibisana juga enggan menjelaskan secara detil nama dan kasusnya. Ia hanya menerangkan bahwa kasus korupsi yang menimpa mereka berhubungan dengan jual beli jabatan, perencanaan anggaran, pajak retribusi, serta pengadaan barang dan jasa.

Related Posts
PENGUMUMAN KPU KABUPATEN MUNA  

Pengumuman Kabupaten Bombana

“Itu kasus korupsi yang paling banyak menimpa mereka, kalau berapa persentasinya saya tidak bisa ingat karena banyak. Kasusnya itu tidak hanya yang ditangani oleh KPK tapi juga ada kejaksaan, dan kepolisian,” kata Bima.

Bima lebih jauh menegaskan bahwa kasus yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap (incraht) di sini bukan hanya sebatas pada saat orang tersebut diputus bersalah oleh pengadilan kemudian menjalani masa hukuman. Tetapi justru kebanyakan dari mereka sudah selesai menjalani masa hukuman namun kembali dipekerjakan di Instansi/Lembaga.

“Jadi sudah selesai (menjalani masa hukuman), dia diberhentikan sementara. Kemudian dia diangkat lagi, kan ini tidak benar,” sontaknya.
Saat disinggung apa sebenarnya susahnya memecat mereka? Bima meyakini tidak ada yang susah. Hanya saja ia menduga hal seperti itu kerap terjadi karena adanya kedekatan khusus antara si koruptor dengan Kepala Daerah setempatnya.

“Mungkinkan kenapa mereka diangkat lagi karena timses, keluarga. Kalau di daerah-daerah terpencil itukan keluraga semua ada,” tuntasnya. (Rere)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BERITA TERBARU