20 Hektar Tambak di Bombana Kebagian Proyek Rehabilitasi
RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Para petambak di Desa Tunas Baru, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana benar-benar semringah dan bahagia. Lahan tempat mereka selama ini menggantungkan hidup ternyata jadi target pemerintah setempat untuk mengucurkan anggaran dan melaksanakan proyek rehabilitasi kawasan. Total ada sekira 20 hektar tambak di kecamatan tersebut yang ditata ulang agar bisa lebih produktif.
“Proyek ini sudah selesai dikerja. Tujuannya untuk mendukung usaha budidaya perikanan di Bombana,” buka Ahmad, Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Bombana. Menurutnya, adapun pekerjaan rehabilitasi tersebut meliputi pengerukan sedimentasi dan penataan ulang pematang tambaknya.
Ahmad bilang, rehabilitasi tambak tersebut bersumber dari APBD Bombana senilai lebih kurang Rp140 juta. Rehabilitasi tambak tahun ini hanya dilakukan di satu titik yakni Desa Tunas Baru di Rarowatu Utara. Kendati diakuinya jika usulan rehab juga banyak disampaikan petani tambak di hampir semua wilayah Bombana. hanya saja, pihaknya menyesuaikan anggaran yang tersedia. Tahun 2025 akan dilanjutkan lagi di titik yang berbeda.
Ahmad menerangkan, pada umumnya ancaman terhadap kondisi tambak selalu datang saat intensitas hujan sedang tinggi. Hal itu terkadang memicu bencana banjir yang berujung pada areal tambak ikut terendam. Kondisi itu bisa diperparah lagi apabila hujan turun bersamaan dengan air laut yang sedang pasang. “Sekitar bulan April lalu saja ada kurang lebih 400 hektar tambak jebol karena banjir. Biasanya banjir bertepatan dengan pasang itu bikin parah,” sambungnya.
Dari data di Dinas Pertanian, jumlah tambak di Kabupaten Bombana saat ini mencapai 5.493.323 hektar. Seluruhnya masih dalam kondisi produktif. Meski demikian, masih ada sekitar 1.000 hektar lebih lahan potensial yang memungkinkan untuk diolah. Sebaran tambak tersebut terdapat di beberapa Kecamatan di daerah Poleang, Rumbia maupun Lantari Jaya.
“Kalau lahan potensial tambak sebenarnya mencapai 6.413.272 hektar. Sekarang tinggal 1.000 hektar lebih yang belum digarap,” jelas Ahmad. Masih berdasarkan data yang sama, tambak-tambak tersebut kebanyakan digunakan untuk budidaya udang vaname, ikan bandeng, ikan lele maupun ikan nila.
Produksi hasil budidaya perikanan di tambak tersebut mencapai 5.034.000 ton. Luasan dan produktifitas tambak di Bombana tersebut diklaim yang tertinggi untuk provinsi Sulawesi Tenggara. “Kalau produktifitas menurut kami tidak ada yang diatas Bombana untuk Sulawesi Tenggara,” katanya, bangga.(adv)