159 Anak Penyintas Stunting di Bombana Dibantu Dinsos
RUMBIA, LENTERASULTRA.COM-Pemerintah Kabupaten Bombana terus berupaya menekan angka stunting di wilayah itu. Salah strategi yang dilakukan ialah dengan pemberian bantuan pangan bergizi bagi anak penderita stunting. Diketahui, stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Pemkab Bombana sendiri menganggap stunting sebagai masalah serius yang perlu penanganan segera. Makanya, melalui Dinas Sosial setempat, Pj Bupati Bombana Edy Suharmanto memerintahkan atensi khusus ihwal penanganan stunting. Program bantuan pangan bergizi pun dianggarkan melalui APBD Perubahan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Kabupaten Bombana, Andi Sri Laela menyebut instansinya sudah melakukan intervensi penanganan stunting dengan pemberian bantuan sosial. Jumlah anak penderita stunting yang berhasil diidentifikasi dan mendapat manfaat bantuan tersebut sebanyak 159 orang.
“Bantuan sosialnya sudah kami salurkan ke 159 anak,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 11 Desember 2024. Ia menambahkan, data penerima manfaat itu diperoleh melalui koordinasi bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bombana. Namun, data penderita stunting sebenarnya lebih banyak yakni 400 anak lebih. Hanya saja, dalam pendataan penerima bantuan sosial tersebut diklasifikasikan untuk anak dibawah usia dua tahun.
“Kami menyesuaikan ketersediaan anggaran. Sebenarnya data dari Dinkes dan DPPKB itu 400 lebih, tetapi kami sortir dibawah dua tahun saja,” ungkapnya. Adapun bantuan sosial yang diserahkan kepada penerima manfaat berupa beras, telur dan susu. Khusus susu, Dinas Sosial lebih dulu bersurat kepada dokter ahli gizi untuk meminta rekomendasi merk susu terbaik bagi anak penderita stunting.
Dalam penyaluran bantuan tersebut, Dinas Sosial turun menyerahkan langsung kepada penerima manfaat. Dari 159 data penerima manfaat, empat anak diantaranya ditemukan telah berpindah domisili maupun meninggal dunia. Dinas Sosial pun mengganti dengan nama lain yang layak. “Data stunting ini kami ambil itu di bulan Juni, ternyata pada saat penyaluran ada anak yang sudah pindah ke Morosi. Makanya kami ganti dengan yang lain,” katanya.
Ia menambahkan, sejauh ini angka stunting di Kabupaten Bombana masih cukup tinggi. Makanya pemerintah daerah terus melakukan intervensi. Selain bantuan sosial, akses terhadap kesehatan dan pendidikan juga dipermudah. Kendati demikian, beberapa kendala ditemukan ialah adanya sejumlah orang tua yang menyembunyikan kondisi anaknya dengan alasan malu. Hal ini cukup menyulitkan upaya penanganan yang dilakukan pemerintah.
“Ada orang tua yang tidak ingin anaknya dianggap stunting sehingga tidak kooperatif. Makanya kami imbau masyarakat agar terbuka dengan keadaan keluarga. Supaya pemerintah bisa melakukan intervensi demi masa depan anak-anak Bombana,” imbuhnya.(adv)