Indonesia akan Seret BWF ke Arbitrase Internasional
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, mengecam tindakan diskriminatif yang dialami tim bulu tangkis Indonesia di turnamen All England 2021. Penyelenggara turnamen tersebut tidak memperbolehkan tim bulu tangkis Indonesia menggunakan shuttle bus dan lift saat keluar dari arena.
Zainudin melanjutkan, saat ini pemerintah hanya bisa mendorong Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk meminta klarifikasi kepada BWF dan penyelenggara All England terkait tindakan diskriminatif yang dialami tim bulu tangkis Indonesia. BWF pun dianggap tidak profesional, dan tak transparan.
Sementara itu, Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari meminta agar BWF tidak buang badan terkait permasalahan ini. NOC Indonesia juga telah melayangkan surat protes kepada BWF.
“Karena yang melaksanakan kegiatan bukan pemerintah Inggris tapi panitia pelaksana All England dan ini sangat mengecewakan. BWF harusnya bertanggung jawab atas keteledoran yang terjadi di All England. Kalau peraturan protokol kesehatan itu pasti dijalankan oleh setiap negara tapi BWF tidak boleh melempar tanggung jawabnya kepada pemerintah Inggris,” katanya, dikutip dari voaindonesia.com.
“Kami juga akan meneruskan skandal ini ke level paling tinggi atau memungkinkan ke arbitrase internasional karena apa yang dilakukan telah menyakiti perasaan masyarakat Indonesia. Mereka harus minta maaf kepada masyarakat Indonesia secara resmi dan juga mesti ada pertanggung jawaban apa yang dilakukan BWF kepada atlet kita,” jelasnya.
Sebelumnya, tim bulu tangkis Indonesia tiba di Birmingham, Inggris, pada Sabtu (13/3) siang waktu setempat. Rombongan kemudian menjalani tes PCR ketika tiba di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre dan hasil tes dinyatakan negatif COVID-19 untuk seluruh anggota tim. Para atlet kemudian berlatih pada Senin (15/3) sore dan Selasa (16/3) pagi.
Namun, pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting gagal tampil karena dinyatakan kalah WO. Begitu pun dengan wakil Indonesia lainnya yang telah menang juga dinyatakan kalah WO karena berada satu pesawat dengan penumpang yang terpapar COVID-19 saat terbang dari Istanbul menuju Birmingham. Sesuai aturan kesehatan Inggris, tim Indonesia yang terdiri dari 24 orang harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sampai 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre. [aa/ab]