Transaksi Pasar Grosir di Indonesia Diproyeksi Rp2.456 Triliun, Terbesar ke-4 di Asia
JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Firma riset IGD Asia Pasifik memproyeksi nilai transaksi pasar grosir (grocery market) di Indonesia tahun 2022 akan menyentuh angkga USD169,4 miliar atau setara dengan Rp2.456 triliun, naik dari USD140,2 miliar pada 2019. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan mencapai 5,2 persen selama dua tahun, akan menjadikan Indonesia sebagai pasar grosir terbesar ke-13 di dunia dan terbesar ke-4 di Asia pada 2022 setelah China, India, dan Jepang.
Namun, pengecer tradisional diperkirakan makin terjepit terhadap toko serba ada karena toserba akan meningkatkan pangsa pasar mereka dari 8,6 persen pada 2020 menjadi 9,3 persen pada 2022. Ritel grosir daring juga akan berkembang dari 0,3 persen pada 2020 menjadi 0,5 persen pada 2022.
Dikutip dari asiatoday.id, supermarket dan hipermarket juga dapat terkena dampak Covid-19, terutama yang berada di pusat perbelanjaan. Lembaga riset pasar Neurosensum memproyeksikan bahwa 48 persen konsumen Indonesia akan membeli bahan makanan secara daring pada Ramadan 2021 (dari pertengahan April hingga Mei), dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, 33 persen lebih banyak konsumen akan membeli barang nonbahan makanan secara daring.
Secara keseluruhan, pangsa penjualan daring diperkirakan meningkat menjadi 37 persen pada Ramadan tahun ini dari 33 persen pada 2020. Hal itu terjadi bahkan ketika perusahaan memperkirakan pengeluaran Ramadan turun 0,4 persen tahun ke tahun pada 2021, terseret oleh kelompok berpenghasilan menengah dan rendah. Produk-produk seperti minuman beralkohol dan manis, kosmetik, serta pakaian jadi diperkirakan mengalami penurunan penjualan, sedangkan suplemen kesehatan, layanan telekomunikasi, dan hiburan rumah adalah beberapa segmen yang diperkirakan akan meningkat dari tahun ke tahun. (ATN)