WON Ingatkan Kader Hanura Jangan Mbalelo
LENTERASULTRA.COM, MUNA – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sultra Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wa Ode Nurhayati, menggelar silahturahmi bersama masyarakat Muna dan Muna Barat (Mubar) pada Minggu (10/3/19). Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kampanye terbatas yang dihadiri seluruh kader dan para caleg.
Di hadapan ratusan masyarakat dan kader partai, wanita yang kerap disapa WON ini menegaskan agar bisa memenangkan partai besutan Oesman Sapta Odang pada pemilu 17 April nanti. “Kita harus menang, jangan mau ada yang dibeli suaranya. Pilihlah sesuai hati nurani,” ajaknya.
Mantan anggota DPR RI ini menekankan pada kader maupun caleg untuk bersama-sama berjuang merebut suara rakyat dengan cara-cara yang bermartabat. Ia tidak ingin ada kader atau caleg yang tidak patuh pada garis partai. Misalnya untuk Pilpres, DPP menekankan seluruh pengurus, kader dan simpatisan partai untuk memenangkan pasangan 01 Joko Widodo-Maruf Amin. Begitu juga untuk caleg DPRD kabupaten dan provinsi, harus bekerja sama saling mendukung agar bisa menang. Jika dilanggar, tentunya akan ada sanksi.
“Kalau ada bukti-bukti, semisal yang bersangkutan terpilih jadi anggota DPRD, maka akan diganti. Makanya, saya tekankan agar jangan ada kader yang mbalelo,” tegasnya.
Sebagai ketua partai yang baru terpilih, WON punya target untuk perolehan kursi di parlemen. Tingkat DPRD provinsi untuk dapil Muna, Mubar dan Buton Utara ditarget satu kursi. Sementara DPRD kabupaten, bila calegnya lengkap, maka harus satu kursi satu dapil.
“Untuk bisa mencapai itu seluruh mesin partai harus bekerja. Ingat, jabatan itu ditentukan berdasarkan garis tangan, bukan campur tangan,” ungkapnya.
Wanita berhijab itu punya kenangan tersendiri bagi Kabupaten Muna dan Mubar. Katanya, daerah itu telah mengantarkanya duduk sebagai anggota DPR RI pada pemilu 2009 silam. “Walaupun saya nomor urut terakhir, tapi berkat masyarakat Muna saya bisa duduk sebagai anggota DPR RI,” kisahnya.
Terakhir, WON juga mengingatkan masyarakat agar jangan mau suaranya dibeli. Sebab yang rugi nantinya adalah masyarakat sendiri. “Kalau sudah dibeli, tidak mungkin kalau calegnya terpilih, mau datang menyapa dan bertamu di rumah masyarakat lagi. Nanti lima tahun lagi baru datang. Itu yang harus dihindari. Pilihlah sesuai hati nurani,” tukasnya.
Reporter: Kinong
Editor: Wuu