TIRAWUTA, LENTERASULTRA.COM – Aksi unjuk rasa puluhan orang dari gabungan berbagai organisasi terkait hak guru yang belum terbayarkan di Kolaka Timur berakhir ricuh. Massa sempat menahan kendaraan dinas yang di tumpangi bupati Kolaka Timur Abdul Azis, saat berupaya meninggalkan pengunjuk rasa.
Unjuk rasa tersebut bertepatan dengan DPRD Kolaka Timur menggelar sidang paripurna istimewa dalam rangkaian HUT Kabupaten Kolaka Timur ke 12. Ditengah rapat berlangsung, puluhan massa dari HMI cabang Koltim bersama Forum Pemerhati Hukum Koltim merengsek masuk kehalaman DPRD, dan menyampaikan orasi.
Massa sempat menuntut agar bupati Kolaka Timur Abdul Azis mau menemui pengunjuk rasa. Namun karena tak diindahkan, pintu pagar gedung DPRD Kolaka Timur sempat di tutup paksa oleh pengunjuk rasa guna menahan agar bupati koltim tak meninggalkan gedung DPRD. Tak ayal aksi saling dorong dengan aparat kepolisian dan sejumlah pegawai pun tak terelakkan.
Meski berhasil lolos dari adangan massa, namun sejumlah pengunjuk rasa melampiaskan kekesalannya dengan memukuli kendaraan dinas milik bupati yang berlalu meninggalkan gedung dewan.
Asdal ketua HMI cabang Koltim, mempertanyakan janji bupati yang akan memfasilitasi pengadaan Asrama mahasiswa Koltim di kendari. “Dari tahun 2023 bupati berjanji, hingga kini tak ada realisasi, untuk itu kami meminta agar kantor penghubung yang ada di Kendari dialihkan menjadi asrama mahasiswa. Karena bangunan yang dibeli mahal tak ada manfaatnya,” teriak Asdal.
Orator lainnya Karman dari Lingkar Demokrasi Sultra, mempertanyakan kekosongan kas daerah di tahun 2024 yang berdampak tidak dibayarnya hak-hak guru, serta pekerjaan pihak kontraktor, dan proyek swakelola kelompok tani yang jumlahnya mencapai Rp40 miliar lebih.
“Baru terjadi selama koltim mekar 12 tahun, kekosongan KAS daerah, ada apa ini semua kami meminta penjelasan sekaligus solusi dari bupati, ” ujar Karman.
Massa yang kesal aspirasi tak disahuti akhirnya menggedor pintu ruang sidang paripurna dan berusaha membubarkan rapat yang tengah berlangsung. Namun dihalau pihak kemanan dari Polres kolaka timur. Massa akhirnya ditemui oleh ketua DPRD kolaka Timur Jumhani. Kader partai nasdem ini meminta pengunjuk rasa bersurat secara resmi agar dapat di fasilitasi oleh DPRD.
“Silahkan teman teman bersurat secara resmi, kami akan agendakan pertemuan dengan bupati dan dinas terkait agar semuanya ada solusi,” terang anggota DPRD dua periode ini.
Massa akhirnya membubarkan diri, dan betekad akan kembali melakukan aksi jika tuntutannya tidak tersahuti.
Penulis : Rik
Editor : Ode